EmitenNews.com - Neraca perdagangan Indonesia September 2022 mengalami surplus USD4,99 miliar. Sektor nonmigas sebenarnya mencatat surplus senilai USD7,09 miliar, tetapi tereduksi oleh defisit di sektor migas senilai USD2,10 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada September 2022 mencapai USD24,80 miliar atau turun 10,99 persen dibanding ekspor Agustus 2022. Dibanding September 2021, nilai ekspor September 2022 naik sebesar 20,28 persen.
Ekspor nonmigas September 2022 mencapai USD23,48 miliar, turun 10,31 persen dibanding Agustus 2022, tetapi naik 19,26 persen jika dibanding ekspor nonmigas September 2021.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–September 2022 mencapai USD219,35 miliar, naik 33,49 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai USD207,19 miliar, naik 33,21 persen.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas September 2022 terhadap Agustus 2022 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD1.425,4 juta (31,91 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih logam, terak, dan abu sebesar USD238,1 juta (29,07 persen).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–September 2022 naik 22,23 persen dibanding periode yang sama tahun 2021, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 15,37 persen, serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 91,98 persen.
Ekspor nonmigas September 2022 terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu sebesar USD6,16 miliar, disusul Amerika Serikat sebesar USD2,11 miliar dan Jepang sebesar USD2,10 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,17 persen. Sementara itu, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD4,45 miliar dan USD1,81 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–September 2022 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD29,37 miliar (13,39 persen), diikuti Kalimantan Timur sebesar USD26,76 miliar (12,20 persen) dan Jawa Timur sebesar USD18,95 miliar (8,64 persen).
Nilai impor Indonesia September 2022 mencapai USD19,81 miliar, turun 10,58 persen dibanding Agustus 2022 atau naik 22,01 persen dibanding September 2021. Impor migas September 2022 senilai USD3,43 miliar, turun 7,44 persen dibanding Agustus 2022 atau naik 83,53 persen dibanding September 2021.
Impor nonmigas September 2022 senilai USD16,38 miliar, turun 11,21 persen dibanding Agustus 2022 atau naik 14,02 persen dibanding September 2021.
Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar September 2022 dibanding Agustus 2022 adalah besi dan baja senilai USD342,2 juta (25,57 persen), sedangkan peningkatan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata senilai USD182,5 juta (50,37 persen).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–September 2022 adalah Tiongkok senilai USD50,29 miliar (33,88 persen), Jepang senilai USD12,65 miliar (8,52 persen), dan Thailand senilai USD8,52 miliar (5,74 persen). Impor nonmigas dari ASEAN senilai USD25,37 miliar (17,09 persen) dan Uni Eropa senilai USD8,40 miliar (5,66 persen).
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–September 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi senilai USD496,3 juta (3,52 persen), bahan baku/penolong senilai USD33.340,7 juta (31,72 persen), dan barang modal senilai USD6.433,1 juta (32,17 persen).(fj)
Related News
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya
BI Kerahkan Empat Instrumen untuk Jaga Stabilitas Rupiah