EmitenNews.com - Nigeria sedang menjajaki kemungkinan mendapatkan beberapa produk suplemen pertanian dari Indonesia. Dan negara itu rupanya menyambut baik tawaran Indonesia untuk memasok produk suplemen seperti vitamin tanaman dan vitamin ternak.


Hal tersebut terungkap dari penjajakan bisnis (business matching) Indonesia dengan Nigeria yang digelar secara hibrida di Ikeja, Nigeria, Jumat (22/7). Penjajakan diinisiasi Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos dan The Nigerian Association of Chamber of Commerce, Industry, Mines, and Agriculture (NACCIMA), serta didukung Kedutaan Besar RI (KBRI) Abuja.


“Masih banyak ruang dan kesempatan untuk perbaikan, terutama untuk produk Indonesia seperti suplemen pertanian. Dengan penjajakan bisnis ini, diharapkan Nigeria dan Indonesia dapat memanfaatkan potensi masing-masing untuk mengembangkan hubungan perdagangan kedua negara,” jelas Duta Besar Indonesia untuk Nigeria Usra Hendra Harahap dalam sambutannya dari kantor KBRI Abuja.


Dalam penjajakan bisnis tersebut, Indonesia diwakili produsen pupuk PT Turrima Agro Mas, produsen komponen otomotif PT Astra Otopart, produsen kendaraan agrikultur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia, dan importir kacang mede PT Artisan Vii Agroindustri. Sementara dari Nigeria, dihadiri seluruh anggota NACCIMA. Adapun bisnis forum tersebut dihadiri sekitar lebih dari 100 peserta yang berasal dari anggota NACCIMA dan beberapa UKM Indonesia.


Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos Hendro Jonathan menjelaskan dalam penjajakan bisnis terebut, mesin pengolah panen singkong, padi, kacang skala kecil dan menengah untuk pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) juga menarik perhatian Nigeria. "Selain itu potensi pupuk organik dan vitamin ternak Indonesia merupakan daya Tarik peserta forum untuk dapat dijajaki dalam rangka mendukung perkembangan pertanian dan peternakan di Nigeria," katanya.


Pada 2021, total perdagangan Indonesia-Nigeria tercatat USD 2,5 miliar dan mengalami pertumbuhan positif sebesar 59% dari tahun 2021. Hal itu dikontribusi oleh ekspor Indonesia ke Nigeria sebesar USD 463 juta.


Pada Januari—Mei 2022, total perdagangan Indonesia-Nigeria tercatat USD 2 miliar. Nilai ini meningkat 92 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingginya pertumbuhan total perdagangan kedua negara disumbangkan total ekspor Indonesia ke Nigeria mencapai USD 287 juta dengan pertumbuhan 1,7 persen dibandingkan tahun lalu.


“Di sektor migas, Indonesia mengimpor dari Nigeria minyak mentah. Di sektor nonmigas, Indonesia mengimpor biji kakao; aluminium mentah; bijih seng dan konsentrat; dan kacang tanah,” jelas Hendro.


Hendro meyakini, penjajakan bisnis ini dapat membuka lebih banyak pintu dan mengembangkan lebih banyak hubungan bisnis di sektor apa pun antara dua negara.


Dalam paparannya, ia juga mengajak anggota NACCIMA untuk mengunjungi dan memaksimalkan Trade Expo Indonesia (TEI) yang diagendakan pada 19--23 Oktober di ICE BSD Indonesia. TEI tahun ini yang diselenggarakan secara luring merupakan kesempatan yang baik bagi pembeli Nigeria untuk melihat langsung keunggulan produk dan jasa Indonesia.

Turut hadir dalam penjajakan bisnis tersebut Presiden NACCIMA Ide John C. Udeagbala dan perwakilan Komite Afrika Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sylvie Thomas.


Hubungan bilateral antara Indonesia dan Nigeria dimulai pada 1960-an ketika Indonesia membuka misi diplomatik residennya di Lagos tahun 1965. Kemudian pada 1976, Nigeria membalas dengan membuka misinya di Jakarta.


Saat ini, Indonesia mengakui pentingnya peran Nigeria di kawasan Sub-Sahara yang telah menjadikan Nigeria sebagai pintu gerbang ke Afrika Barat dan Tengah. Nigeria juga menjadi salah satu mitra dagang terbesar bagi Indonesia.(fj)