EmitenNews.com - Astra International (ASII) sembilan bulan pertama 2024 meraup laba bersih Rp25,85 triliun, naik tipis 0,63 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp25,69 triliun. Laba bersih grup, tanpa mengalkulasi penyesuaian nilai wajar atas investasi pada GoTo dan Hermina, mencapai Rp26,2 triliun, lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu Rp26,01 triliun. 

Pendapatan bersih Rp246,32 triliun, naik 2,24 persen dibanding edisi sama tahun lalu. Pendapatan Astra mayoritas dari segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi Rp99,55 triliun, dan segmen otomotif Rp99,52 triliun. Segmen jasa keuangan menyumbang Rp24,5 triliun, segmen agribisnis berkontribusi Rp16,28 triliun, infrastruktur dan logistik Rp6,17 triliun, teknologi informasi Rp2,03 triliun, dan properti Rp910 miliar.

Di bisnis otomotif, kinerja penjualan mobil Astra  susut 15 persen. Itu diimbangi lonjakan divisi jasa keuangan. Lonjakan kinerja bisnis kontraktor penambangan, dan pertambangan emas, mengimbangi koreksi penjualan alat berat, dan pertambangan batu bara.

Beban pokok pendapatan Rp191,67 triliun naik 2,32 persen yoy. Laba kotor surplus 1,98 persen menjadi Rp54,65 triliun. Laba sebelum pajak penghasilan mencapai Rp40,77 triliun. Aset Rp469,4 triliun, naik dari akhir 2023 sebesar Rp445,67 triliun. Liabilitas Rp207,36 triliun, bengkak dibanding akhir tahun lalu Rp195,26 triliun.

Ekuitas mencapai Rp262,04 triliun, surplus dibanding akhir tahun lalu Rp250,41 triliun. ”Kinerja positif itu, memamerkan resiliensi portofolio bisnis terdiversifikasi dengan baik. Meski pasar mobil relatif lemah, namun kami memprakirakan grup dapat mempertahankan kinerja kuat hingga pengujung tahun ini," tutur Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra. (*)