EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idA PT Wijaya Karya (WIKA) dan rencana penerbitan obligasi berkelanjutan II-2021 maksimum Rp3,5 triliun untuk refinancing. Lalu, peringkat idA(sy) untuk rencana penerbitan sukuk mudharabah II-2021 maksimum Rp1,5 triliun untuk modal kerja. ”Prospek untuk peringkat perusahaan stabil,” tutur Aryo Perbangso, Analyst Pefindo. 


Obligor berperingkat idA memiliki kapasitas kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dibanding obligor Indonesia lain. Namun, obligor agak lebih rentan terhadap pengaruh buruk perubahan keadaan, dan kondisi ekonomi dibanding obligor berperingkat lebih tinggi. Akhiran (sy) mengindikasikan peringkat memenuhi prinsip syariah. 


Peringkat itu, mencerminkan posisi pasar Wijaya Karya kuat di industri konstruksi nasional, sumber pendapatan terdiversifikasi, dan fleksibilitas keuangan kuat. Peringkat dibatasi leverage keuangan tinggi dalam jangka pendek hingga menengah, risiko ekspansi ke bisnis baru, dan lingkungan bisnis bergejolak. 


Peringkat dapat dinaikkan kalau Wijaya Karya mampu memperkuat leverage keuangan, dan debt service coverage secara berkelanjutan, menghasilkan arus kas stabil didukung bisnis lebih terdiversifikasi. Peringkat dapat diturunkan kalau perusahaan menambah utang jauh lebih tinggi dari proyeksi tanpa peningkatan Ebitda secara berkelanjutan. 


Berdiri pada 1961, Wijaya Karya merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar bidang konstruksi di Indonesia. Perusahaan mengembangkan bisnis ke bidang properti, realti, investasi, energi, pracetak, dan teknik konstruksi. Sebagai BUMN, Wijaya Karya berpartisipasi dalam proyek-proyek strategis pemerintah. Per 30 Juni 2021, pemegang saham Wijaya Karya adalah pemerintah Indonesia 65,05 persen, dan publik 34,95 persen. (*)