EmitenNews.com - Penghimpunan dana dari penawaran umum di pasar modal Indonesia telah mencapai Rp 137,5 triliun hingga akhir September 2024. Dari total tersebut, penggalangan dana dari penawaran saham perdana atau IPO mencatatkan kontribusi sebesar Rp 4,39 triliun.

Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyampaikan bahwa penggalangan dana melalui Securities Crowdfunding (SCF) terus menunjukkan perkembangan positif. 

Hingga 26 September 2024, terdapat 17 penyelenggara SCF yang telah mendapatkan izin dengan total penerbit efek mencapai 625, serta jumlah pemodal sebanyak 163 ribu orang. 

"Total dana yang teradministrasi melalui SCF mencapai Rp 1,22 triliun," ujar Inarno dalam Konferensi Pers OJK, Selasa (1/10/2024).

Di sektor lain, bursa karbon yang baru diluncurkan telah menarik perhatian dengan 81 pengguna jasa yang telah memperoleh izin. Total karbon yang diperdagangkan mencapai 613,8 ribu ton CO2 dengan nilai transaksi Rp 37,06 miliar.

Meski pasar modal domestik menunjukkan kinerja yang baik, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyoroti ketidakpastian global yang masih tinggi.

 Meski sejumlah bank sentral, termasuk Amerika Serikat, mulai melonggarkan kebijakan moneternya dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps), Mahendra menekankan bahwa pasar keuangan tetap terpengaruh oleh tensi global.

"Meski penurunan suku bunga memberikan sentimen positif, kita harus tetap waspada karena pasar keuangan masih rentan terhadap ketidakpastian global," jelas Mahendra.

Sementara itu, Inarno Djajadi juga menambahkan bahwa kinerja pasar modal Indonesia terus tumbuh positif seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan sebesar 0,34% sejak awal bulan hingga 27 September 2024, mencapai level 7.696. Sepanjang tahun ini, IHSG juga tercatat menguat 5,83%. "Selama September 2024, pasar saham domestik bahkan sempat mencapai rekor tertinggi di level 7.905," ungkap Inarno.

Namun, nilai kapitalisasi pasar bursa saham domestik turun 1,82% (month to date) menjadi Rp 12.875 triliun. Penurunan ini terjadi meskipun pasar saham berhasil menarik aliran dana asing sepanjang September 2024.

"Net buy month to date hingga 26 September 2024 mencapai Rp 1,31 triliun, sementara secara year to date, pasar masih mencatat net sell sebesar Rp 9,8 triliun," tutup Inarno.