EmitenNews.com—Perusahaan di bidang angkutan bermotor untuk barang umum, PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GrahaTrans) secara resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelumnya, emiten dengan kode saham GTRA terbukti sukses melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) yang tercermin dari adanya kelebihan permintaan saham (oversubscribed) sebanyak 243,43 kali.


Listing perdana saham GTRA sebagai emiten ke-28 di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2023 ini disambut aksi beli oleh para investor hingga membuat saham anyar ini langsung menyentuh harga tertinggi atau auto rejection atas (ARA) dengan penguatan 34,67 persen atau 52 poin dari harga perdana.


Transaksi terjadi dengan frekuensi sebanyak 1.600 kali, nilai transaksi Rp1,73 miliar dan volume sebanyak 8,60 juta saham hingga pukul 09:04 WIB.


Direktur Utama GrahaTrans, Ronny Senjaya mengatakan, setelah pelaksanaan IPO yang mendapat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 Maret 2023, GTRA diyakini akan mampu meraih pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan di tengah pesatnya perkembangan industri jasa angkutan darat di dalam negeri.


"Pencatatan perdana saham GTRA di Bursa Efek Indonesia menjadi milestone penting bagi pertumbuhan bisnis GrahaTrans, serta bagi perkembangan industri jasa logistik di Tanah Air maupun industri pasar modal," kata Ronny saat pelaksanaan Seremoni Pencatatan Perdana Saham GTRA di Gedung BEI Jakarta, Kamis (30/3).


Pada proses IPO GTRA, kata Ronny, manajemen perseroan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek. Saat pelaksanaan penawaran umum perdana saham yang berlangsung pada 21-28 Maret 2023, perseroan menawarkan saham ke publik sebanyak 378.875.000 lembar bernilai nominal Rp100 per saham atau setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.


Dengan harga penawaran Rp150 per saham, maka melalui aksi korporasi ini GTRA sebagai Perusahaan Tercatat ke-28 di 2023 telah berhasil menghimpun dana segar mencapai Rp56,83 miliar. "Pada pelaksanaan penawaran umum, kami mencatatkan oversubscribed sebanyak 243,43 kali. Hal ini sekaligus menunjukkan tingginya antusias masyarakat terhadap saham GTRA," ungkap Ronny.


Lebih lanjut Ronny menyampaikan, senilai Rp36,8 miliar atau sebesar 64,8 persen dari dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan dimanfaatkan sebagai anggaran belanja modal (capex) berupa pembelian 38 unit truk untuk memenuhi permintaan tambahan support unit dari pelanggan.


Sementara itu, sebesar 35,2 persen dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja GTRA yang terkait dengan penambahan unit kendaraan di 2023, termasuk tidak terbatas untuk biaya pengiriman, servis, membeli ban mobil, gaji karyawan hingga membeli GPS.


Bagi perusahaan yang bergerak di sektor transportasi dan logistik, menurut Ronny, jumlah dan kondisi armada menjadi faktor penentu yang akan mempengaruhi operasi GTRA. "Jumlah armada truk yang meningkat akan berbanding lurus dengan kenaikan penjualan maupun beban langsung," ucapnya.


Dia menegaskan, kegiatan operasional GTRA yang memiliki pelanggan di bidang Fast Moving Consumer Good (FMCG) ini sudah menerapkan transport management system (TMS) yang bekerja secara online dua arah dan terintegrasi, dengan dilengkapi fitur GPS tracking, booking order dan invoicing.


"Sistem ini dapat diakses oleh customer dan perseroan melalui aplikasi Graha Transport Management System. Seluruh armada truk kami telah dilengkapi GPS tracking system yang ter-update secara real time ke TMS," ucap Ronny.


Implementasi TMS tersebut bisa diandalkan oleh GTRA maupun pelanggan dalam upaya mengontrol pengiriman, pengelolaan order, proses bongkar muat hingga dapat mengeluarkan invoice untuk customer. Seperti diketahui, sejauh ini pelanggan utama GrahaTrans adalah PT Inbisco Niagatama Semesta yang merupakan salah satu entitas grup PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Selanjutnya, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Sicepat Ekspress Indonesia, PT Kurnia Mitra Selaras dan PT Global Jet Cargo.