EmitenNews.com - PT BRI Danareksa Sekuritas menyebut ada tiga kategori emiten yang memiliki potensi menjanjikan pada tahun 2022. Ketiga kategori tersebut adalah The Growth Proxies, The Green Economy Proxies, dan The New Economy Proxies.


Direktur Utama PT BRI Danareksa Sekuritas, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan kategori pertama The Growth Proxies adalah sektor-sektor yang menunjukkan pertumbuhan yang solid selama pandemi. "Beberapa sektor ini memang mengalami penurunan pendapatan yang cukup besar penurunan selama pandemi, tetapi sektor-sektor ini tahun pada tahun depan akan menjadi yang paling maksimal untuk menikmati normalisasi aktivitas bisnis," kata Friderica dalam Webinar Kagama bertajuk "Review Perekonomian 2021 Dan Outlook 2022, Jumat (17/12).


Pertama adalah sektor perbankan,menurutnya, tahun 2022 akan menjadi tahun musim semi bagi sebagian besar bank yang didukung oleh likuiditas yang cukup. Bank yang telah melakukan pemotongan suku bunga deposito sejak 2020 akan mendapat manfaat paling besar karena mereka akan memiliki biaya pendanaan lebih rendah. "Emiten yang layak dipertimbangkan adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)," ujar Friderica.


Kedua sektor konstruksi. Melandainya kurva pandemi akan mendorong pengerjaan lebih banyak proyek infrastruktur,dan memungkinkan rencana pembangunan pemerintah kembali ke jalurnya. Katalis positif meliput anggaran infrastruktur yang lebih tinggi, dukungan pemerintah yang diberikan kepada beberapa pemain dan dimulainya pembangunan ibukota baru (IKN), dan4) Lebih banyak likuiditas yang diharapkan masuk ke Indonesia melalui FDI atau SWF-nya. Emiten yang layak dilirik PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP)," ucap Friderica.


Sektor properti, diperkirakan akan tetap konstruktif dengan prospek penjualan pemasaran yang positif dengan perkiraan pertumbuhan +13% di tahun 2022 didukung oleh volume dan harga. Proyeksi ini didukung oleh suku bunga yang rendah, loan to value ratio yang tinggi, dan permintaan tinggi untuk properti residensial. Emiten yang layak dilirik adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).


Sektor ritel juga akan normal pada tahun 2022 karena tingkat vaksinasi mendekati target kekebalan kelompok 70%. BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan tingkat pertumbuhan 19,0% yoy, dalam penjualan tahun 2022 untuk sektor ini, sementara pendapatan akan meningkat 50,9% yoy. Emiten yang layak dilirik adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).


Kategori kedua adalah The Green Economy Proxies. Antara lain sektor pertambangan logam. BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan harga logam dasar solid (nikel dan timah) akan berlanjut hingga Semester II tahun 2022, karena:a) permintaan nikel global yang kuat dan b) kekhawatiran atas pasokan nikel global dari dampak pemogokan, penghentian sementara dan pembatasan listrik yang berdampak pada produksi di Cina.


"Terlepas dari ekspektasi bahwa harga logam dasar akan melemah di semester II tahun 2022, kami yakin perusahaan pertambangan logam akan membukukan pendapatan tahun 2022 yang solid. Emiten yang layak dipertimbangkan adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).


Selanjutnya adalah sektor karbon. Perusahaan - perusahaan Indonesia dapat mengambil manfaat dari kredit karbon yang dihasilkan dan mengamankan pendapatan dari surplus. Hal ini juga sangat sejalan dengan peraturan fiskal baru tentang pajak karbon dimana pemerintah juga memastikan akan ada mekanisme perdagangan karbon untuk mengatur emisi karbon. Selanjutnya, negara negara maju juga setuju untuk meningkatkan pendanaan dua kali lipat dari jumlah saat ini menjadi setidaknya USD40 miliar. Emiten yang direkomendasikan adalah PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD).


Kategori ketiga adalah The New Economy Proxies. Sektor - sektor yang masuk kategori ini adalah digital banking , dimana tahun 2022 yang akan menjadi tahun kunci karena beberapa dari mereka akan meluncurkan produk pinjaman langsung. Beberapa bank digital akan mulai membukukan pendapatan bunga yang lebih baik. "Emiten yang direkomendasikan adalah PT Bank Jago Tbk (ARTO)," ucap Friderica.


Lalu ada sektor TMT (Telco, Media & Tech). Dalam upaya untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital, para pemain berinovasidi fixed broadband (BB), dan ekspektasi aktivitas merger dan akuisisi yang lebih signifikan akan segera terjadi. Secara paralel, telco menyerap segmen enterprise dan UMKM upside dari 2021 sampai 2022. Konsolidasi pasar merupakan nilai tambah utama pada tahun 2022 menuju keseimbangan harga yang lebih berkelanjutan. Emiten yang layak dilirik di sektor ini adalah PT Telkom Tbk (TLKM) danPT Surya Citra Media Tbk (SCMA).


Selanjutnya sektor data center . Ekspansi dalam ekosistem digital akan membutuhkan dukungan yang semakin besar dari pusat data, yang lokasinya memerlukan persyaratan khusus. Perusahaan dengan cadangan tanah (landbank) yang strategis akan berada pada posisi yang baik untuk mendapatkan keuntungan dari ekspansi pusat data yang cepat. Listrik yang cukup akan selalu menjadi pertimbangan utama untuk pemilihan lokasi. Emiten yang layak dipertimbangkan di sektor ini adalah PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS).


Terakhir sektor logistik. Pandemi meningkatkan penggunaan e-commerce yang menguntungkan perusahaan logistik digital. Sebagian besar perusahaan logistik digital berkolaborasi untuk melakukan ekspansi secara efisien. Sektor logistik digital tetap menarik karena ruang untuk pertumbuhan e-commerce masih besar. Konektivitas infrastruktur yang lebih kuat telah meletakkan dasar yang kokoh untuk pertumbuhan lebih lanjut dalam bisnis logistik. "Emiten yang layak dilirik di sektor ini adalah PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA)," tutup Friderica.