EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Jumat (4/3), bergerak menguat melanjutkan kembali ke level 6928,33 (+0,87%). Terjadi penguatan sebesar 0,12% selama sepekan kemarin, meskipun demikian IHSG masih mampu mengalami penguatan ditengah gejolak perang Rusia – Ukraina. Perlu dicatat juga bahwa perdagangan selama sepekan kemarin hanya 3 hari, sehingga pelemahan yang terjadi secara global mungkin tidak ter-capture di Indonesia.
Alein Rusli selaku Analis Reliance Sekuritas dalam keterangannya, Senin (7/3/2022) mengatakan, Penguatan pada IHSG disebabkan karena meningkatnya berbagai harga komoditas seperti batubara, minyak bumi, CPO, serta logam lainnya, tergambar dari sektor-sektor yang menguat belakangan ini adalah sektor energi, dan tambang. Sektor yang mendorong penguatan IHSG pada Jumat pekan lalu yaitu: sektor energi (+6,88%), sektor industri (+2,49%), dan sektor kesehatan (+1,13%). Para investor asing mencatat net buy sebesar Rp 1,90 triliun, dengan saham-saham yang paling banyak dikumpulkan adalah: MDKA, BBRI, TLKM.
IHSG seperti membentuk pola bullish harami pada candle Jumat pekan lalu, sebenarnya hal ini menggambarkan adanya sinyal reversal apabila berada di posisi bearish. Namun demikian, karena posisi harga IHSG saat ini berada di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dorongan dari para investor bullish. Beberapa saham yang memiliki potensi kenaikan yaitu: AGII, SRTG, MDKA, TBIG, BUMI, IRRA, PGAS, ANTM, HRUM, EMTK.
Kemudian dari bursa AS, pelemahan terjadi pada seluruh indeks ditengah membaiknya data ketenagakerjaan disana. Pelemahan masih ditenggarai oleh ketegangan perang Rusia – Ukraina, dimana pada hari kemarin Rusia menyerang dan menduduki PLTN Ukraina, sehingga para investor menarik investasi mereka dari asset-asset yang berisiko seperti saham ke asset yang lebih aman seperti obligasi ataupun emas.
Lebih lanjut Alwin menambahkan, pada pagi hari ini dari bursa Asia sudah diperdagangkan di zona negatif yang lumayan dalam, Nikkei melemah 2,8%, dan Kospi melemah 1,8% pada saat laporan ini ditulis. Pelemahan pada mayoritas bursa Kawasan Asia masih disebabkan karena ancaman perang Rusia – Ukraina terhadap perekonomian secara global.
Kemudian dari dalam negeri, IHSG masih memiliki peluang untuk menguat melihat harga komoditas yang belum kunjung turun, sementara dunia mengalami gejolak tinggi, sehingga menciptakan dua sentimen yang saling bertolak belakang. Kami melihat pergerakan IHSG relatif sideways dengan kecenderungan menguat, asalkan sektor energi mampu naik tinggi. IHSG akan bergerak pada rentang 6870 – 6960.
Related News
Jakarta Setiabudi (JSPT) Siapkan Capex 2025 Rp500M, Cek Alokasinya
Konsisten Genjot SDM, BTN Sabet LinkedIn Talent Awards
Sunindo Pratama (SUNI) Sebut Pinjam Rp20M ke Bank UOB, Ini Jaminannya
APJAPI Rayakan HUT Ke-1, Juga Kukuhkan Pengurus DPD DKI Jakarta
Diam-diam, Direktur BMRI Borong Saham Lagi Harga Atas, Ada Apa?
Telisik! 10 Saham Top Losers Selama Sepekan