EmitenNews.com - Kemarin IHSG bergerak melemah (sempat minus 84 poin) dan di tutup minus 58 poin atau 0,92% pada 6229 di pimpin oleh saham sektor barang konsumsi, teknologi, bahan baku dasar, perawatan kesehatan di tengah – tengah pelemahan indek bursa global, kekhawatiran inflasi global dan alotnya negosiasi plafon utang di AS. 


"Hari ini secara teknikal kami perkirakan IHSG bergerak berfluktuasi dengan potensi profit taking pada kisaran 6180 -6264 dengan pertimbangan : indikator SO (naik/92), muncul candle Bearish Harami, indikator ST Mov Avg (Bullish / Bullish), ACR : tekanan beli berkurang, CPA : perkiraan pola Uptrend Channel dan Pelemahan indek kemarin di ikuti dengan penurunan volume," kata Indra Tedja Kusuma Analis Sucor Sekuritas, Senin (4/10/2021).


Adapun menyikapi kondisi pasar saat ini, Dia menyarankan pada para pelaku pasar untuk dapat mencermati beberapa saham pilihan seperti WSKT, PGAS, BBYB, TINS, SMDR, dan CMNP.


WSKT Spekulasi Buy dengan support di 920 cutloss jika break di bawah 895 Jika tidak break di bawah 940 potensi naik ke 1000 - 1035 short term. 


PGAS Buy On Break dengan support di 1250 cutloss jika break di bawah 1225 jika tidak break di bawah 1270 potensi naik ke 1340- 1380 short term. 


BBYB Buy On Weakness dengan support 1365 cutloss jika break di bawah 1345 Jika tidak break di bawah 1385 potensi naik 1450 - 1480 short term. 


TINS Buy On Weakness dengan support di 1430 cutloss jika break di bawah 1405 Jika tidak break di bawah 1450 potensi naik ke 1500 - 1535 short term. 


SMDR Spekulasi Buy dengan support di 670 cutloss jika break di bawah 650 Jika tidak break di bawah 690 potensi naik ke 750 - 780 short term. 


CMNP Buy On Break dengan support 1330 cutloss jika break di bawah 1305 Jika tidak break di bawah 1355 potensi naik 1410 - 1460 short term. 


Dari sisi sentimen yang terjadi, penguatan bursa regional dapat menjadi katalis positif untuk pergerakan IHSG pada hari ini. Pelaku pasar juga masih terlihat akan mencermati pergerakan harga komoditi seperti batubara dan CPO. 


Data Purchasing Manager Index (PMI) sejumlah negara Kawasan Asia Tenggara menunjukkan bahwa perekonomian Kawasan tersebut mulai bangkit. Indonesia mampu melewati angka 50 dan menjadi kenaikan bulanan tertinggi sejak Juni 2020. Thailand, Malaysia dan Filipina juga menunjukkan perbaikan. Taiwan menjadi negara dengan PMI tertinggi di level 54.7. Namun, PMI China malahan terkontraksi ke level 49.6 dimana salah satu penyebabnya adalah krisis listrik yang memicu pengurangan produksi.