EmitenNews.com - Pasca restrukturisasi dan transformasi menyeluruh, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) bakal meningkatkan kinerja  dan merubah BUMN Baja itu menjadi perusahaan yang sehat dan berdaya saing setelah delapan tahun merugi. 

 

’’Krakatau Steel mampu menjaga kinerja positifnya, hingga Juli 2021 Krakatau Steel berhasil membukukan penjualan sebesar Rp17,7 triliun, naik 44,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 dan Pada 2020 Krakatau Steel mampu mencatatkan laba sebesar Rp 326 miliar dan hingga Juli 2021 Krakatau Steel terus melanjutkan tren peningkatan kinerjanya dengan meraih laba bersih sebesar Rp609 miliar,” jelas Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim.

 

Upaya peningkatan ekspor menjadi bagian dari strategi Krakatau Steel untuk membantu kinerja penjualan produk baja Krakatau Steel di masa pandemi. Produk Hot Rolled Coil dan Hot Rolled Plate menjadi produk utama Krakatau Steel yang di ekspor ke berbagai negara di Eropa seperti misalnya Portugal, Spanyol, Jerman, Italia, dan Belgia, juga ke negara Malaysia dan Australia.

 

Selanjutnya Silmy menegaskan, perusahaan yang dipimpinnya terus melakukan efisiensi yang berkelanjutan. Hingga Juli 2021 ini Krakatau Steel mampu menurunkan kembali fixed cost hingga 19 persen dan variable cost hingga 11 persen. Upaya efisiensi ini meneruskan penghematan yang sudah dilakukan di tahun 2020 dengan penurunan biaya operasional hingga 41 persen.

 

’’Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah, khususnya Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan, pihak perbankan serta pihak-pihak lain yang telah memberikan kepercayaannya kepada Krakatau Steel hingga akhirnya restrukturisasi ini dapat berjalan dengan baik,” ujar Silmy.

 

hal restrukturisasi keuangan, Krakatau Steel berhasil melakukan restrukturisasi hutang pada 2020 yang pada saat itu menjadi restrukturisasi terbesar di Indonesia dengan jumlah Rp 29 triliun. Melalui restrukturisasi hutang, Krakatau Steel dapat menurunkan total beban bunga hutang selama sembilan tahun dari Rp12,3 triliun menjadi Rp 6,7 triliun sehingga total penghematan yang didapat dari restrukturisasi hutang tersebut adalah sebesar Rp9,9 triliun.

 

Transformasi dan restrukturisasi ini juga menyentuh pada area organisasi dan SDM, termasuk di dalamnya transformasi budaya perusahaan. Peningkatan kualitas SDM setelah dilakukannya restrukturisasi merupakan kunci sukses dari keberhasilan transformasi sehingga Krakatau Steel terus mendorong talenta-talenta terbaiknya untuk bekerja dan menghasilkan kontribusi yang berdampak pada kinerja.

 

Krakatau Steel juga semakin memperkuat bisnis dan meningkatkan nilai perusahaan di anak-anak usahanya dengan membentuk Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur pada bulan Juni 2021 dan Subholding Krakatau Baja Konstruksi pada Agustus 2021. Pembentukan kedua subholding dilakukan dalam tempo yang relatif singkat, terbentuk dalam waktu 3 bulan.