EmitenNews.com -PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP), mencatatkan laba bersih sebesar Rp29,7 miliar pada kuartal pertama tahun 2024. Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 82,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp16,3 miliar.

Gomos B. Silitonga Direktur MMLP menjelaskan bahwa peningkatan laba bersih ini didorong oleh pendapatan perusahaan yang meningkat tipis sebesar 1 persen menjadi Rp87 miliar pada kuartal pertama 2024. Secara pendapatan ada kontrak jangka panjang, dengan kondisi ini tanpa ekspansi pun kinerja akan naik positif sekitar 5-6 persen dengan laba bersih yang lebih besar pertumbuhannya dari itu.

Namun demikian, perusahaan juga menghadapi tantangan berupa penurunan laba akibat kenaikan pinjaman yang mencapai Rp1,3 triliun. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai aksi korporasi, yakni pembelian kembali 45% saham PT Mega Khatulistiwa Properti oleh PT Mega Tridaya Properti pada kuartal pertama tahun 2023 lalu. Selain itu, terdapat juga bunga terutang kepada Reco Indolog Pte Ltd sebagai bagian dari rangkaian aksi korporasi tersebut. Nilai transaksi yang disepakati kedua belah pihak adalah sebesar Rp1,7 triliun, yang akan dibayarkan dalam tiga tahap hingga 30 Juni 2024.

PT Mega Khatulistiwa Properti, anak perusahaan MMLP, memiliki dan mengelola sembilan aset pergudangan di wilayah Jabodetabek dan Jawa Timur. Meskipun ada kenaikan beban bunga dan pinjaman, manajemen MMLP mengungkapkan bahwa laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk mengalami peningkatan signifikan. Peningkatan ini terjadi karena hilangnya porsi kepemilikan minoritas perusahaan.

"Kami senang dengan hasil yang dicapai pada kuartal pertama tahun ini, yang menunjukkan kekuatan dan ketahanan model bisnis kami," ujar Gomos. Manajemen MMLP juga optimistis bahwa kinerja positif ini akan terus berlanjut seiring dengan strategi perusahaan dalam mengelola aset dan meningkatkan efisiensi operasional.

Dengan hasil ini, Mega Manunggal Property semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri pergudangan Indonesia, memberikan nilai tambah yang signifikan bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Sebagai perusahaan yang menyewakan properti gudang, 80% dari total aset Perusahaan adalah berupa properti investasi yang setiap tahunnya dinilai kembali oleh kantor jasa penilai publik sehingga nilai yang tercatat di neraca adalah nilai pasar. 

Properti investasi bertumbuh secara konstan dari waktu ke waktu sebagai dampak kinerja positif aset pergudangan MMP yang juga didorong oleh ekspektasi pasar yang meningkat. Di sisi lain, Perusahaan juga terus mengoptimalisasi keseimbangan struktur modal untuk terus secara konsisten bertumbuh dengan terus menjaga solvabilitas dan likuiditas Keuangan. 

Meskipun pada tahun 2023 Perusahaan menambah jumlah pinjaman dari bank menjadi Rp1,3 triliun dalam rangka membiayai aksi korporasi pembelian kembali 45% saham PT Mega Khatulistiwa Properti, tetapi tingkat kesehatan keuangan masih terjaga dengan Net Debt to Equity di kisaran 0,2x.

Pada kuartal 1 2024, Perusahaan mencatatkan kenaikan signifikan 111% atas arus kas dari aktivitas operasi yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya penerimaan dari tenant pada periode tersebut sebagai bagian dari peningkatan efisiensi manajemen modal kerja Perusahaan. 

Pada kuartal 1 2023, terdapat pembelian kembali 45% saham MKP yang sebelumnya dimiliki oleh Reco sebagai rekanan ventura bersama MMP sejak tahun 2016 yang mengakibatkan pengeluaran cukup signifikan dalam aspek kas bersih untuk aktivitas investasi. Sejalan dengan rencana strategis Perusahaan, optimalisasi struktur modal juga terus diupayakan dari tahun ke tahun yang juga terefleksikan dari aktivitas pendanaan.

Pada Q1 2024, terjadi anomali penurunan tingkat hunian secara temporer yang utamanya disebabkan oleh ketidakpastian iklim geopolitik dunia akibat perang global dan kondisi politik nasional kala itu akibat pemilu, dan juga melonjaknya suplai lahan pergudangan terutama di area Cikarang dan Deltamas sejak akhir tahun 2023 akibat munculnya pemain-pemain baru dalam industri pergudangan modern. Namun, kami meyakini bahwa disrupsi ini hanya bersifat sementara yang mana diperkirakan bahwa tingkat hunian akan kembali berada di level normal sampai dengan akhir tahun 2024.