EmitenNews.com - Salah satu tantangan utama dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah pada akses pembiayaan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut saat ini share kredit UMKM masih relatif rendah dimana baru mencapai 18%.


UMKM menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam proses pemulihan ekonomi nasional. Karakteristik UMKM yang unik, telah mendominasi struktur perekonomian Indonesia dengan jumlah mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha. Lebih lanjut, UMKM telah memberikan kontribusi mencapai 61% terhadap PDB Nasional dan menyerap 97% dari total tenaga kerja.


Dalam rangka mendorong peningkatan kemudahan akses pembiayaan bagi UMKM, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan Kuliah Umum dan Kajian Buku Pembiayaan UMKM Batch XII di Universitas Udayana, Badung, Bali, pada Kamis (22/09).


Salah satu program Pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan pada UMKM adalah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada saat pandemi, Pemerintah telah meningkatkan plafon pembiayaan KUR tahun 2022 mencapai Rp373 triliun dengan tambahan berbagai relaksasi kebijakan KUR.


“Di setiap periode krisis, UMKM ikut terdampak. Namun, recovery UMKM relatif cepat. Oleh karena itu, pengembangan UMKM merupakan necessary condition untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi lagi,” kata Airlangga yang hadir secara virtual pada kesempatan tersebut.


Pemerintah juga tengah mengintegrasikan skema KUR dengan kebijakan fiskal dan perlindungan sosial lainnya, seperti Kartu Prakerja serta program korporatisasi nelayan dan petani dengan harapan tercipta ekosistem pembiayaan yang terintegrasi dan untuk mendorong pengembangan serta peningkatan produktivitas UMKM sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional.(fj)