EmitenNews.com - PT Phapros Tbk (PEHA) mencatatkan kinerja yang melandai pada semester I 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Kamis (5/6), penjualan emiten ini turun signifikan sebesar 33,71% menjadi Rp367,81 miliar, dari Rp554,91 miliar pada semester I 2023.

Penurunan juga terjadi pada laba kotor, yang tergerus 41,70% dari Rp278,75 miliar menjadi Rp162,50 miliar. Kondisi keuangan yang melemah ini menyebabkan Phapros membukukan kerugian sebesar Rp49,46 miliar, berbalik dari laba Rp7,74 miliar di periode yang sama tahun lalu.

"Penurunan signifikan di sektor penjualan produk kami, terutama pada Produk Obat Generik Berlogo (OGB) dan Produk Ethical, menjadi salah satu faktor utama merosotnya kinerja perusahaan," ungkap manajemen Phapros.

Penjualan Produk OGB, yang menjadi kontributor terbesar, tercatat Rp245,45 miliar pada semester I 2024, turun dari Rp301,38 miliar di tahun sebelumnya. Produk Ethical juga mencatatkan penurunan signifikan dari Rp167,18 miliar menjadi Rp62,62 miliar. Sementara itu, penjualan obat non resep (over the counter) dan kerjasama toll manufacturing masing-masing menyumbang Rp51,32 miliar dan Rp8,40 miliar.

Pada sisi pelanggan, PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) menjadi pembeli terbesar dengan nilai transaksi Rp258,92 miliar, menurun dari Rp483,28 miliar pada periode yang sama tahun lalu. PT Anugrah Argon Medica juga mencatatkan pembelian sebesar Rp61,14 miliar.

Per Juli 2024, Phapros memiliki 840 juta saham beredar dengan mayoritas kepemilikan berada di tangan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sebesar 56,77%, diikuti oleh Masrizal A Syarief sebesar 10,349%, dan masyarakat sebesar 32,877%. Pemerintah tercatat sebagai salah satu penerima manfaat kepemilikan saham.