EmitenNews.com -  PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) mencatat total pendapatan sebesar Rp 1.652,6 miliar selama tiga kuartal tahun 2021, turun 10% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Penurunan pendapatan ini terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi dari Pilar Land Development & Property.

Pilar Land Development & Property Perseroan mengalami penurunan pendapatan sebesar 35% menjadi Rp 644,5 miliar selama 3 kuartal tahun 2021, dari Rp 997,5 miliar di periode yang sama tahun 2020. Penurunan pendapatan ini terutama disebabkan oleh lemahnya kinerja penjualan tanah matang, yang turun dari Rp 699,8 miliar di tiga kuartal pertama tahun 2020 menjadi Rp 323,0 di periode yang sama tahun 2021.


Penjualan tanah dari Cikarang menyumbang Rp 46,0 miliar atau 14% sedangkan penjualan tanah dari Kendal berkontribusi sebesar Rp 274,8 miliar atau 85% dari total penjualan tanah matang selama 3 kuartal tahun 2021. Selama tiga kuartal tahun 2020 penjualan tanah dari Cikarang menyumbang Rp 71,3 miliar atau 10% sedangkan penjualan tanah dari Kendal menyumbang Rp 628,5 miliar atau 90% dari total penjualan tanah matang.

Pendapatan Pilar Infrastruktur meningkat 22% menjadi Rp 938,8 miliar, yang didorong oleh kinerja yang kuat dari seluruh segmen Infrastruktur. Pendapatan dari Listrik meningkat 26% karena beroperasi lebih banyak dibandingkan periode yang sama tahun 2020, di mana lebih banyak diberlakukan Reserve Shutdown. Pendapatan Dry Port meningkat 20% dibandingkan tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh peningkatan throughput dari 44.847 TEU selama 3 kuartal 2020 menjadi 54.197 TEU di periode yang sama tahun 2021.


Terakhir, pendapatan dari layanan Infrastruktur (air bersih, air limbah, dan pengelolaan kawasan) meningkat 15% di tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya terutama karena peningkatan pendapatan dari air bersih sebagai akibat dari peningkatan volume air sebesar 9%.

Pilar Leisure & Hospitality Perseroan membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp 69,3 miliar pada tiga kuartal pertama tahun 2021 dari Rp 64,2 miliar pada tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan ini berasal dari semua segmen di pilar dengan Golf sebagai kontributor utama, yang mengalami peningkatan pendapatan menjadi Rp 44,8 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2021 dari Rp 42,0 miliar pada periode yang sama tahun 2020.

Pendapatan berulang yang dihasilkan dari Pilar Infrastruktur sebesar 57% dari total pendapatan selama tiga kuartal pada tahun 2021, dibandingkan dengan 42% pada tahun sebelumnya. Peningkatan kontribusi Pilar Infrastruktur ini terutama disebabkan oleh rendahnya kontribusi pendapatan dari segmen Land Development & Property.


Laba kotor Perseroan turun 16% menjadi Rp 634,7 miliar selama 3 kuartal tahun 2021, sejalan dengan penurunan pendapatan. Pada saat yang sama, marjin laba kotor konsolidasi Perseroan hingga kuartal ketiga tahun 2021 tercatat sebesar 38%, turun 3% dibandingkan tahun sebelumnya yang disebabkan kontribusi yang relatif lebih tinggi dari segmen bisnis pilar Infrastruktur, yang menghasilkan marjin laba kotor lebih rendah dibandingkan dengan dari segmen bisnis Land Development & Property.

KIJA mencatat rugi bersih sebesar Rp 128,2 miliar selama tiga kuartal tahun 2021 dibandingkan rugi bersih sebesar Rp 171,1 miliar pada periode yang sama tahun 2020. Penyebab utama perbedaan ini adalah dampak pergerakan valas (forex) yang mengakibatkan pencatatan rugi selisih kurs sebesar Rp 75,8 miliar (non cash transaction) selama tiga kuartal tahun 2021, lebih rendah dibandingkan rugi kurs Rp 255,4 miliar di tahun sebelumnya.

EBITDA Perseroan selama tiga kuartal tahun 2021 sebesar Rp 448 miliar dibandingkan Rp 609,5 miliar pada tahun sebelumnya. Penurunan EBITDA ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan serta laba kotor.

Dari sisi penjualan Land Development & Property secara marketing (marketing sales), Perseroan membukukan Rp 981,3 miliar selama tiga kuartal tahun 2021, meningkat 76% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp 557,4 miliar.


Marketing sales dari Cikarang menyumbang 59%, sedangkan Kendal dan lain-lain 41%. Penjualan dari produk industri (kavling atau standar bangunan pabrik/standard factory building) memberikan kontribusi sebesar 77%, sedangkan segmen residensial/komersial dan lainnya memberikan kontribusi sisanya sebesar 23%.