EmitenNews.com - Ekonomi keuangan digital Indonesia tumbuh pesat dan akan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi di masa depan. Pemanfaatan sistem pembayaran digital, salah satunya melalui QRIS, telah menjangkau hampir 60 juta pengguna menghadirkan kemudahan, efisiensi, dan kecepatan. Sekitar 93% dari pengguna QRIS tersebut merupakan UMKM yang mencerminkan bahwa digitalisasi keuangan telah tumbuh secara organik dari masyarakat.

Demikian mengemuka dalam pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Indonesia Fintech Summit & Expo 2025 (FEKDI x IFSE 2025) di Hall B JICC Jakarta (30/10). Gelaran ini merupakan kolaborasi Bank Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), dan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dalam mengakselerasi transformasi digital Indonesia.

“Sinergitas antar FEKDI dan IFSE akan menjadi dukungan konkrit sinergi kebijakan nasional yang menjadi kunci untuk mengakselerasi transformasi digital Indonesia sebagai bagian dari program Asta Cita," demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat membuka acara.
Pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital Indonesia merupakan salah satu yang tercepat di dunia dan akan terus diakselerasi “Saat ini Indonesia sudah menjadi the fastest growing digital economy," pungkas Gubernur Perry.

Pada triwulan III 2025, volume transaksi pembayaran digital mencapai 12,99 miliar transaksi atau tumbuh 38,08% (yoy), sejalan dengan perluasan akseptasi dan kanal pembayaran digital. Capaian tersebut mencerminkan semakin kuatnya fondasi digitalisasi sistem pembayaran nasional sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

Selain itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menegaskan bahwa transformasi digital bukan sekadar penerapan teknologi, melainkan upaya menghadirkan inovasi yang memperluas akses keuangan yang inklusif, meningkatkan efisiensi dan keamanan layanan, serta memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem keuangan.

“Transformasi digital harus dibangun dengan landasan kuat, kepercayaan terhadap sistem, tatakelola, dan pelindungan konsumen. Oleh karena itu inovasi dan mitigasi risiko serta tata kelola yang terpercaya harus berjalan beriringan" tambah Ketua DK OJK Mahendra.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan “Seiring dengan peluang yang besar, muncul pula tantangan baru untuk memastikan keamanan sistem pembayaran, meningkatkan literasi digital masyarakat, dan membangun kepercayaan agar inovasi keuangan digital tumbuh secara berkelanjutan dan bertanggung jawab."

Karena itu, Pemerintah telah menerbitkan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030 dan Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional. Pemerintah juga telah membuka akses investasi teknologi yang luas untuk berbagai sektor termasuk keuangan. Selanjutnya, semua ini perlu dimanfaatkan oleh para generasi muda Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan pentingnya peran infrastruktur, baik fisik maupun digital, dalam mendorong terciptanya ekosistem ekonomi keuangan digital yang inklusif. “Kita hadirkan infrastruktur untuk menjembatani masyarakat yang memiliki akses untuk ruang digital dan tidak. Literasi masyarakat harus semakin baik agar tidak tertinggal dengan bangsa-bangsa sekitar kita. No one and no region left behind."

Pada momentum FEKDI x IFSE 2025 diresmikan berbagai inisiatif sinergi pemerintah, otoritas, dan industri guna memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan digital Indonesia. Inisiatif digital tersebut mencakup peluncuran QRIS Tanpa Pindai (TAP) fitur Tap In-Tap Out di 5 moda transportasi[1] dan sarana parkir. Pada momen ini juga diluncurkan inisiasi sandbox QRIS Antar Negara Indonesia–Korea Selatan, yang menjadi langkah memperkuat konektivitas sistem pembayaran lintas negara.(*)