EmitenNews.com - Mayoritas indeks bursa Wall Street kembali mengalami pelemahan. Koreksi terjadi seiring aksi jual sektor teknologi berlanjut. Pelaku pasar tengah bersiap menghadapi rangkaian data ekonomi yang akan rilis sepanjang pekan ini. 

Saham Broadcom anjlok lebih dari 5 persen, dan Oracle menciut lebih dari 2 persen. Padahal, pekan lalu kedua saham tersebut memimpin rotasi keluar dari sektor AI. Saham Microsoft juga tercatat melemah, dan turut menekan indeks teknologi. Investor mulai mengalihkan dana ke sektor-sektor lebih sensitif terhadap kondisi ekonomi.

Missalnya, consumer discretionary, industri, dan peningkatan kepemilikan saham kesehatan. Pelaku pasar menanti rilis sejumlah data ekonomi yang berpotensi menentukan arah pergerakan pasar. Data nonfarm payrolls (NFP) November & Oktober 2025 bersamaan dengan data penjualan ritel sempat tertunda akibat government shutdown beberapa waktu lalu.

Koreksi mayoritas bursa Wall Street, dan aksi net sell asing pada perdagangan kemarin berpotensi menjadi katalis negatif. Sementara itu, penguatan beberapa harga komoditas seperti emas, tembaga, crude palm oil (CPO), dan batu bara dinilai dapat menjadi katalis positif indeks harga saham gabungan (IHSG). 

So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah. Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 16 Desember 2025, indeks akan mengitari kisaran support 8.564-8.478, dan posisi resistance 8.743-8.822. Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menjala saham BBNI, BMRI, TINS, SMRA, ESSA, dan ISAT. (*)