Penyaluran Kredit Masih Belum Melejit
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae memaparkan data terkini penyaluran kredit perbankan. FOTO-Tangkapan layar
EmitenNews.com - Kinerja intermediasi perbankan belum pulih sepenuhnya. Terlihat dari pertumbuhan penyaluran kredit per Oktober 2025 yang hanya 7,36% dari posisi September yang sempat tumbuh 7,7%.
Angka setara Rp8.220,21 triliun, paling banyak bertumbuh di Kredit Investasisebesar 15,72%, diikuti oleh Kredit Konsumsi tumbuh 7,03%, sementara Kredit Modal Kerja tumbuh 2,39% yoy. Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 11,02%, sementara kredit UMKM terkontraksi 0,11% yoy.
Data-data ini tertuang dalam pemaparan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB November 2025, Kamis (11/12).
Dalam kesempatan itu, Dian menyampaikan, pertumbuhan kredit sebesar 7,36% tersebut terutama dikontribusikan dari pertumbuhan pada sektor rumah tangga sebesar 7,28%, diikuti industri pengolahan sebesar 7,53%, serta pertambangan dan penggalian sebesar 14,58%.
Selanjutnya, penyaluran kredit ke beberapa sektor tercatat tumbuh tinggi secara tahunan mencapai double digit antara lain pada sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial sebesar 36,79%; pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin sebesar 26,40%; aktivitas profesional, ilmiah, dan teknis sebesar 25,32%, dan aktivitas jasa lainnya sebesar 22,84%.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh tinggi sebesar 11,48% yoy (Sep-25: 11,18%) menjadi Rp9.756,6 triliun. BI-Rate tetap stabil setelah turun 125 bps sejak awal tahun, dan telah diikuti dengan penurunan suku bunga perbankan secara bertahap.
Dibandingkan tahun sebelumnya, rerata tertimbang suku bunga kredit rupiah tercatat turun 16 bps (yoy) dan 5 bps (mtm) menjadi 9,01% pada Okt-25 dari 9,17% pada Okt-24 dan 9,06% pada Sep-25, utamanya didorong penurunan suku bunga kredit produktif.
Suku bunga Kredit Modal Kerja turun 42 bps (yoy) dan 16 bps (mtm) menjadi 8,30% pada Okt-25 dari 8,72% pada Okt-24 dan 8,46% pada Sep-25. Sementara itu, suku bunga Kredit Investasi turun 39 bps (yoy) namun masih meningkat 7 bps (mtm) menjadi 8,32% pada Okt-25 dari 8,71% pada Okt-24 dan 8,25% pada Sep-25.
Likuiditas industri perbankan pada Oktober 2025 memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 130,97% (Sep-25: 130,47%) dan 29,47% (Sep-25: 29,30%), masih di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%. Adapun Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 210,43%. Selanjutnya LDR tercatat sebesar 84,26%, dinilai masih memadai dalam mengantisipasi peningkatan kredit.
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,25% (Sep-25: 2,24%) dan NPL net relatif stabil sebesar 0,90% (Sep-25: 0,87%). Loan at Risk (LaR) turun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 9,41% (Sep-25: 9,52%). (*)
Related News
Konsolidasi Bank Kecil, OJK Sebut Masih Bersifat Persuasif
OJK Blak-blakan soal Dana Pemerintah dan Laju Pertumbuhan Kredit
Penjelasan Bos OJK soal Perlakuan Khusus Korban Bencana
OJK Beri Perlakuan Khusus bagi Korban Bencana Aceh, Sumut dan Sumbar
Langgar Penambangan di Hutan Bisa Kena Denda Hingga Rp6,5 Miliar/Ha
Gacor, Bank Indonesia Rilis Surat Utang USD173,5 Juta dan Rp13,05 T





