Perang Kian Sengit, Investor Tahan Diri

Seseorang berjalan melintas dengan latar layar menampilkan pergerakan IHSG. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak melemah terbatas. Sepanjang perdagangan pekan ini, IHSG akan menguji level support lassic 7.592, dan resistance level 7.810. Koreksi IHSG berpotensi dipengaruhi sentimen global, dan domestik kurang bersahabat.
Secara global, risiko perang Timur Tengah berlanjut, dan tren kenaikan suku bunga oleh The Fed masih menjadi faktor utama pemicu ketidakpastian pasar, terutama bagi pasar modal negara berkembang seperti Indonesia. Penguatan dolar Amerika Serikat (USD) akibat suku bunga tinggi meningkatkan arus keluar modal dari pasar Indonesia, acapkali membuat IHSG tertekan.
Nah, dari sisi domestik, inflasi Indonesia diperkirakan tetap terkendali tetapi dampak negatif pelemahan harga komoditas utama seperti batu bara dan minyak kelapa sawit dapat menekan kinerja emiten-emiten tergantung pada sektor tersebut. Selain itu, meski ada ekspektasi Bank Indonesia mungkin akan menahan suku bunga acuan, sentimen investor dipengaruhi ketidakpastian ekonomi global, dan fluktuasi harga komoditas.
Menilik data itu, StoKnow.id merekomendasikan investor untuk menjala sejumlah saham berikut. Yaitu, Bank Mandiri (BMRI) Rp7.050 dengan take profit di kisaran Rp7.275-7.425 per lembar, dan stop loss di posisi Rp6.825 per eksemplar.
Semen Indonesia (SMGR) Rp4.390 dengan take profit Rp4.520-4.600 per saham, dan stop loss Rp4.240. Berdikari Rp985 per lembar dengan take profit di kisaran Rp1.015-1.030, dan stop loss di posisi Rp955 per eksemplar. (*)
Related News

BNI dan KPK Gelar Compliance Forum, Perkuat Integritas dan GCG

IHSG Cetak Rekor Baru Tembus Level 8.025 di Penutupan Hari Ini

BRI Guyur KUR Rp114,28 T ke 2,5 Juta UMKM, Ekonomi Rakyat Menggeliat!

Pagu Anggaran Kementerian PU Tahun 2026 Diketok Rp118,5 Triliun

Ekonomi ASEAN 2030 Diproyeksikan USD2T; Indonesia USD500–700M

Kemenperin Kembangkan Bioethanol Berbahan Baku Limbah Sawit