Perang Memanas, IHSG Menuju Level 6.850

Suasana main Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street ditutup bervariasi dengan mayoritas melemah. Itu seiring sikap hati-hati investor mencermati perkembangan tensi geopolitik Timur Tengah (Timteng), dan prospek pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.
Amerika Serikat (AS) telah turun ke gelanggang pertempuran Iran-Israil. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut Jerome Powell dengan sebutan si “bodoh” menjelang keputusan suku bunga acuan. Lalu, kembali Trump menyerang gubernur The Fed dengan mengatakan penundaan pemangkasan suku bunga telah merugikan AS ratusan miliar dolar.
Lompatan tensi geopolitik Timur Tengah pasca-AS melancarkan serangan udara ke Iran, dan aksi jual investor asing begitu masif diprediksi menjadi sentimen negatif indeks harga saham gabungan (IHSG). Oleh sebab itu, indeks diprediksi melanjutkan pelemahan dengan kisaran support 6.850-6.795, dan resistance 6.965-7.020.
Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia Recommendation menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Medco Energi (MEDC), Erajawa Swasembada (ERAA), Bank BTPN Syariah (BTPS), Adaro Minerals (ADMR), Barito Pacific (BRPT), dan Indofood Sukses Makmur (INDF). (*)
Related News

Industri Kerajinan Mampu Ekspor Senilai USD679,02 Juta di 2024

Seluruh Sektor Tumbang, IHSG Anjlok 1,70 Persen di Sesi I

Pramono Ungkap Bank Jakarta IPO Tahun Depan

Koreksi Selimuti IHSG, Borong Saham PNBN, MBMA, dan SMDR

Timur Tengah Makin Kacau, IHSG Kembali Tertekan

Transaksi Lewat QRIS Tumbuh 151,7 Persen pada Mei 2025