Perilaku Berubah, Menkeu Minta BPJS Ketenagakerjaan Indentifikasi Demografi Indonesia
EmitenNews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan ada tiga upaya yang perlu dilakukan pemerintah dalam meredam efek dari luka memar atau scarring effect pasca pandemi Covid-19. Yaitu dengan menyehatkan masyarakat, perekonomian, sekaligus menyehatkan APBN yang sudah sangat bekerja keras.
“Jadi ada tiga yang perlu disehatkan bersama-sama. Masyarakat yang terkena covid, ekonomi yang juga melesu karena adanya pandemi dan sekarang guncangan yang baru, serta APBN nya sendiri juga harus kembali disehatkan,” kata Menkeu dalam pidatonya pada acara Executive Development Program (EDP) bertema “Arah Kebijakan Fiskal Dalam Menghadapi Scarring Effect” yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan, Rabu (28/09).
Menkeu menyebut Indonesia merupakan salah satu negara yang ekonominya sudah pulih secara cepat. Pada Kuarta II 2022, stabilitas keuangan Indonesia relatif masih terjaga dan pembaikan ekonomi domestik diperkirakan terus berlanjut. Hal itu ditopang oleh peningkatan konsumsi, investasi, kinerja ekspor-impor, dan membaiknya neraca pembayaran. Namun risiko atas memburuknya resesi global perlu untuk terus diwaspadai.
“Berbagai lembaga dunia memberikan prediksi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif lebih lemah namun tidak terlalu signifikan. Karena dunia memang diprediksi akan mengalami perlemahan ekonomi yang sangat-sangat signifikan atau bahkan mungkin masuk di dalam resesi. Nah namun situasi seperti ini tidak boleh membuat kita terlena. Kita tetap waspada,” ujarnya.
Di sisi lain, pandemi membuat sebagian besar masyarakat di dunia beradaptasi pada situasi normal yang baru atau new normal, serta menemukan cara kerja baru sehingga muncul fenomena new way of working.
“Behaviour dari labor berubah. Kemudian mereka membuat banyak sekali rekalibrasi terhadap kegiatan dan keputusan mengenai hidupnya, pekerjaannya, dan tentu saja ini berpengaruh sangat besar,” imbuhnya.
Karenanya Menkeu meminta BPJS Ketenagakerjaan untuk dapat mendalami kondisi tenaga kerja dan mengidentifikasi demografi di Indonesia. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat fondasi perekonomian Indonesia.
“Ini tentu akan menentukan bagaimana sebuah perekonomian akan terus berkembang, karena labor relation itu adalah salah satu fondasi yang sangat penting bagi sebuah perekonomian,” ucap Menkeu.
Ia berharap agar BPJS Ketenagakerjaan dapat terus menglola dana yang luar biasa besar, yaitu dana yang bersumber dari para tenaga kerja di indonesia. Tentu hal itu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi tenaga kerja dan pasar tenaga kerja di Indonesia.
“Saya tentu berharap sebagai institusi yang mengelola resources luar biasa, tata kelola harus dibuat baik, efisiensi, investasi harus dibuat secara sangat prudent namun juga maksimal dari sisi return-nya. dan itu adalah amanah yang sangat sangat penting,” ujar Sri Mulyani.(fj)
Related News
Angin Segar, Gaji Guru Non-ASN Naik Rp2 Juta Mulai Januari 2025
Kasus Importasi Gula, Kejagung Tegaskan akan Periksa Mendag Lainnya
Permudah Perizinan Kapal Perikanan, KKP dan Kemenhub Bersinergi
Mentan Tindak Tegas Perusahaan yang Rugikan Petani Rp3,2 Triliun
Hakim Tolak Praperadilan Tersangka Tom Lembong, Sidang Jalan Terus
Sesuai KHGT, Muhammadiyah Tetapkan Ramadan Sabtu 1 Maret 2025