EmitenNews.com - Indeks saham di Asia sore ini Kamis (13/1) ditutup turun meskipun investor merasa lega bahwa laju inflasi di AS tidak cukup kuat untuk memaksa bank sentral AS (Fed) memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari antisipasi pasar.
Data memperlihatkan bahwa inflasi di AS mencapai tingkat tertinggi dalam hampir 40 tahun terakhir. "Bukan sebuah kejutan bagi investor dan tidak merubah ekspektasi jadwal pengetatan kebijakan moneter oleh Federal Reserve, dengan kenaikan pertama suku bunga acuan kemungkinan besar terjadi pada bulan Maret," ulas analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Menurut Dustin fokus perhatian investor juga tertuju pada perkembangan pandemik Covid-19 dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan rekor 15 juta kasus baru secara global dalam kurun waktu satu minggu.
Varian Omicron sudah menyebar secara luas di Australia dan beberapa negara di kawasan Asia meskipun mempunyai tingkat vaksinasi yang tinggi serta menjalankan kebijakan penutupan perbatasan internasional.
Dari sisi makroeknomi, investor mengantisipasi hasil dari pertemuan kebijakan bank sentral Korea Selatan (BOK) besok.
BOK diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 1.25%, sama seperti tingkat suku bunga sebelum pandemik (Februari 2020) demi untuk menahan lonjakan inflasi dan mencegah rumah tangga atau konsumen mengambil utang lebih banyak lagi untuk membeli properti.
BOK adalah bank sentral pertama dan satu-satunya di Asia yang menaikkan suku bunga acuan hingga 2 kali tahun lalu, terakhir adalah kenaikan 25 bps pada pertemuan kebijakan bulan November.
Investor juga akan menunggu rilis data pasar tenaga kerja AS nanti malam dimana jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) diestimasi mencapai 200,000 minggu lalu.
Ini memperkuat pandangan bahwa pemulihan pasar tenaga kerja tidak tergantung pada sisi permintaan tenaga kerja, tapi lebih tergantung pada sisi pasokan tenaga kerja.
Statistik
IHSG: 6,658.36 | +11.29 poin |(+0.17%)
Volume (Shares) : 22.0 Billion
Total Value (IDR) : 10.4 Trillion
Market Cap (IDR) : 8,342.7 Trillion
Foreign Net BUY (RG): IDR 571.6 Billion
Saham naik : 243
Saham turun : 272
Sektor Pendorong Terbesar
Infrastruktur :+17.64 poin
Industri : +13.25 poin
Barang Baku : +9.22 poin
Top Gainers:
IBST : 6,575| +975| +17.41%
BRAM : 11,800| +900| +8.26%
BYAN : 29,500| +850| +2.97%
SMMA : 11,600| +600| +5.45%
UNTR : 22,675| +575| +2.60%
Top Losers:
HRUM : 10,900| -700| -6.03%
DCII : 40,425| -600| -1.46%
DSSA : 46,000| -475| -1.02%
ABDA : 7,050| -475| -6.31%
ARTO : 17,375| -475| -2.66%.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha