EmitenNews.com -Untuk memperkuat teknologi informasi (IT) dan keamanan data pada tahun ini, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mempersiapkan capital expenditure sebesar Rp1,5 triliun. Besaran itu meningkat sejak tahun 2022 hanya sekitar Rp350 miliar dan tahun 2023 naik menjadi Rp1,32 triliun.

Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan, artinya naik tiga kali lipat earning IT kita yang kita spend ke 4 area utama, tentunya untuk area security, yang kedua terkait belanja infrastruktur, kita membeli beberapa perangkat stabilisasi infrastruktur juga dan terakhir untuk kepentingan business development, jadi kita spend IT 2024 kita budgetkan Rp1,5 triliun yang artinya sudah lebih besar lagi dari tahun 2023.

Nantinya capex tersebut akan lebih banyak digunakan untuk area security atau keamanan yang sekarang sudah masuk juga ke area business enablers.

"Ini yang kita harapkan kombinasi yang lengkap dengan solusi baik dengan spend yang cukup dan ini mudah-mudahan bisa membawa bank ini menjadi yang terbaik untuk IT practice-nya," " jelas Ade Cahyo dalam Press Conference Kinerja BSI Triwulan IV Tahun 2023, Kamis (1/2/2024).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan secara umum bahwa teknologi dan digital itu menjadi hygiene factor bagi sebuah bank terutama bank seperti BSI ini dimana segmentasi kita hampir 70% saat ini fokus ke konsumer dan ritel.

"Dengan jumlah nasabah yang terus meningkat setiap tahun, setiap bulan dan setiap hari, sudah barang tentu kemampuan IT dan digital kita terus ditingkatkan," kata Hery.

Adapun kemampuan dan keamanan IT yang dimiliki BSI sekarang telah menerapkan standar internasional karena bank ini merupakan bank skala global.

"Nanti kita jadikan satu tingkat leveling dari sisi kualitasnya adalah international standard, implikasinya kita harus siapkan banyak uang, jadi tahun lalu dan tahun ini spending paling besar adalah capex kita untuk IT dan digital," jelasnya.

Adapun BSI, menurut Hery sedang dalam penguatan untuk mobile banking yang akan berkembang menjadi superapps.

"Versi yang ada hari ini nanti kita akan ke versi yang baru berbentuk seperti superapps dan tentunya ini tidak cukup di aplikasinya, dari sisi mobile-nya tapi juga dari sisi turunan kebawah dan seterusnya memerlukan biaya yang besar," ungkap Hery.