EmitenNews.com - PT Petrosea Tbk (PTRO) akan fokus pada strategi diversifikasi usaha ke sektor mineral lainnya melalui penyediaan jasa pertambangan, rekayasa, pengadaan dan konstruksi (EPC) berkelanjutan.

 

Dalam jangka panjang, perseroan akan melalukan repositioning dari kontraktor tambang menjadi mine owner (pemilik tambang)

 

"Kami akan repositioning dari kontraktor tambang menjadi mine owner, demi memperkuat kinerja perusahaan serta memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan di masa mendatang," tulis Head of Corporate Secretary, Investor Relationsand Corporate Communications Petrosea Anto Broto dalam keterangan resminya, Jumat (30/9).

 

Anto menjelaskan, berbagai inisiatif strategis yang terus dilaksanakan Petrosea selama ini terbukti telah mendukung perusahaan dalam mencatatkan kinerja yang solid secara berkesinambungan.

 

Bahkan, pada masa pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak 2020, Petrosea tetap berhasil mencatatkan nilai kapitalisasi pasar tertinggi sebesar Rp3,15 triliun pada April 2022.

 

"Ekspansi bisnis yang dilakukan Petrosea terus memperkuat optimisme perusahaan untuk berkembang menjadi sustainable resource company yang mendukung pengembangan sektor pertambangan di Indonesia," sebut dia.

 

Salah satu bentuk ekspansi usaha di sektor batu bara yaitu penandatanganan perjanjian jasa pertambangan dengan PT Indo Bara Pratama pada September 2022 dengan nilai Rp 2,89 triliun dan jangka waktu lima tahun.

 

Sedangkan di sektor emas, salah satu realisasi diversifikasi Petrosea adalah perolehan kontrak dari PT Santana Rekso Nindhana untuk jasa EPCM di proyek tailing management di tambang emas yang dimiliki oleh PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) pada Juli 2022.

 

Nilai kontrak proyek ini sebesar Rp 3,6 triliun selama lima tahun, termasuk pembangunan infrastruktur.