EmitenNews.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyasar kalangan santri. OJK terus berupaya memperluas edukasi dan sosialisasi seputar produk dan jasa keuangan, salah satunya kepada para santri yang menuntut ilmu di pondok pesantren. Itu dilakukan melalui kegiatan Santri Cakap Literasi Keuangan Syariah (Sakinah), dalam rangka perayaan Hari Santri Nasional 2022, di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (22/10/2022).


Dalam kegiatan itu, anggota Dewan Komisaris OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi, mengungkapkan kegembiraannya karena para pengurus pondok pesantren ingin lebih banyak belajar tentang tren keuangan saat ini, di luar keuangan syariah. Termasuk ekonomi hijau (green economy) yang kini digencarkan, hingga produk-produk jasa keuangan berbalut teknologi digital semisal kripto hingga metaverse.


"Adek-adek harus belajar green economy, karena itu sedang tren. Nanti saya yakin di zaman kalian itu akan booming. Harus dipelajari dari sekarang. Belajar tentang kripto, metaverse. Jadi, banyak sekali hal baru yang bisa dipelajari melalui digital teknologi, digital ekonomi. Saat ini banyak sekali yang bisa dipelajari," katanya.


Friderica menyadari, tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat di Tanah Air masih tergolong rendah. Tingkat literasi baru 38 persen, sementara inklusi 76 persen. "Kok lebih tinggi literasinya daripada inklusinya? Berarti masih banyak orang yang menggunakan produk dan jasa keuangan, tapi belum paham. Ini bahaya sekali."


OJK beritikad untuk terus bekerja sama dengan seluruh stakeholder dan pelaku industri jasa keuangan, kata Frederica, guna semakin mengecilkan gap antara tingkat literasi dan inklusi keuangan. “Kalau pakai produk jasa keuangan harus paham juga. Angkanya sesuai target pak Presiden Joko Widodo, Insya Allah kita bisa mencapai inklusi keuangan 2024 sebesar 90 persen." ***