Permintaan Emas Global Pecah Rekor USD100 Miliar: Investor Panik?
ilustrasi logam mulia emas. Dok/Istimewa
EmitenNews.com -Pada kuartal ketiga 2024, permintaan global akan emas mencapai tonggak sejarah, melampaui angka USD100 miliar untuk pertama kalinya. Fenomena ini menggarisbawahi pergeseran sentimen investor global di tengah ketidakpastian ekonomi dan ketegangan geopolitik yang mengglobal. World Gold Council (2024) mencatat bahwa kenaikan ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah pada periode kuartalan, yang dipicu oleh meningkatnya minat investor dalam mengamankan aset mereka melalui investasi emas, terutama di saat harga emas berada di level yang tinggi. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mendasari peningkatan ini, dampaknya bagi pasar modal, dan relevansinya bagi investor di Indonesia.
Latar Belakang Permintaan Emas
Permintaan emas telah lama dianggap sebagai indikator keamanan dalam investasi. Emas adalah aset yang tahan terhadap inflasi dan fluktuasi ekonomi yang tak menentu, membuatnya menjadi pilihan utama dalam situasi ekonomi yang tidak stabil. Permintaan emas global meningkat sebanyak 5% dari tahun sebelumnya, mencapai total 1.313-ton pada kuartal ketiga 2024. Lonjakan ini sebagian besar didorong oleh fear of missing out (FOMO) dari investor individu yang merasa emas bisa menjadi pelindung dari risiko ekonomi yang lebih luas. Selain itu, bank sentral di beberapa negara juga terus menambah cadangan emas mereka, meskipun harga sudah tinggi, sebagai bentuk diversifikasi cadangan devisa mereka.
Faktor-Faktor Pendorong Peningkatan Permintaan Emas
- Ketidakpastian Ekonomi Global
Tahun 2024 diwarnai oleh ketidakpastian ekonomi, termasuk ancaman resesi di beberapa negara maju, inflasi yang tinggi, serta ketidakstabilan geopolitik. Di Amerika Serikat, kebijakan suku bunga tinggi dari Federal Reserve menjadi faktor yang mengubah lanskap investasi global. Situasi ini menyebabkan investor global mencari alternatif yang lebih stabil untuk melindungi kekayaan mereka. Emas, yang secara historis dianggap sebagai safe haven, menarik minat yang tinggi di tengah ketidakpastian ini.
- Inflasi yang Tinggi
Tingginya inflasi di berbagai negara telah mendorong permintaan emas. Ketika harga barang dan jasa naik, nilai mata uang sering kali tergerus, membuat emas menjadi pilihan lebih menarik sebagai aset yang tidak mudah terpengaruh oleh inflasi. Emas cenderung menjaga nilainya meskipun inflasi melonjak, membuatnya menjadi alat pelindung yang solid terhadap depresiasi mata uang.
- Ketegangan Geopolitik dan Dampaknya pada Sentimen Pasar
Konflik geopolitik, seperti ketegangan di Timur Tengah dan Eropa Timur, turut mendorong ketidakpastian di pasar global. Dalam situasi di mana ketegangan antarnegara meningkat, emas sering dianggap sebagai "aset aman" yang relatif tidak terpengaruh oleh permasalahan politik dan sosial. Lonjakan permintaan emas dalam periode ini juga dipengaruhi oleh kekhawatiran bahwa ketegangan global bisa berujung pada destabilisasi ekonomi.
- Diversifikasi oleh Bank Sentral
Menurut survei terbaru dari World Gold Council, lebih dari 80% bank sentral mengindikasikan bahwa mereka akan terus menambah cadangan emas dalam 12 bulan ke depan. Bank-bank sentral tersebut melihat emas sebagai aset cadangan yang solid untuk memperkuat stabilitas keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Meskipun mereka sedikit menahan laju pembelian karena harga yang tinggi, komitmen untuk meningkatkan cadangan emas tetap tinggi.
- Analisis Dampak bagi Pasar Global dan Indonesia
Kenaikan permintaan emas yang signifikan tidak hanya berdampak pada harga komoditas itu sendiri, tetapi juga memiliki implikasi yang luas bagi pasar modal global dan ekonomi domestik, termasuk Indonesia.
Dampak pada Harga Komoditas Global
Tingginya permintaan telah mendorong harga emas ke level yang tinggi. Lonjakan harga ini menciptakan tekanan pada pasar komoditas lainnya, yang juga diwarnai oleh permintaan tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Naiknya harga emas menjadi tantangan bagi sektor manufaktur dan industri yang mengandalkan emas sebagai bahan baku, namun memberikan keuntungan bagi perusahaan pertambangan dan pemasok emas.
Relevansi untuk Investor di Indonesia
Di Indonesia, lonjakan permintaan dan harga emas ini dapat mempengaruhi sentimen investor lokal. Emas telah lama menjadi bagian dari portofolio investasi masyarakat Indonesia, terutama sebagai aset lindung nilai. Lonjakan harga emas global dapat meningkatkan minat masyarakat Indonesia dalam investasi emas, baik dalam bentuk emas fisik, seperti emas batangan, maupun dalam instrumen investasi berbasis emas seperti reksa dana emas atau perdagangan emas digital.
Selain itu, harga emas yang tinggi juga bisa berdampak pada keputusan investasi di sektor lain. Beberapa investor mungkin mengalihkan dananya dari pasar saham yang lebih volatil ke aset yang lebih stabil seperti emas. Langkah ini bisa memengaruhi likuiditas dan dinamika pasar modal di Indonesia, di mana volatilitas sering kali menghambat minat investor ritel.
Strategi Bank Sentral Indonesia
Bank Indonesia juga memiliki potensi untuk meningkatkan cadangan emas dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak pasti. Diversifikasi cadangan devisa melalui emas dapat menjadi strategi untuk melindungi nilai aset negara di tengah depresiasi mata uang asing. Selain itu, kebijakan ini bisa memberikan sinyal kepercayaan pasar terhadap stabilitas finansial Indonesia.
Prospek Masa Depan: Apakah Harga Emas Akan Terus Naik?
Related News
Melirik Saham-Saham Mantan LQ45
Dampak Kebijakan Pemutihan Utang Terhadap Saham Perbankan
Praktis Investasi Properti dengan Dana Investasi Real Estate (DIRE)
Menilik Kinerja Emiten Retail Otomotif Menjelang Tutup Tahun 2024
Tantangan, Peluang, dan Harapan terhadap Transformasi Ekonomi
Setting Autopilot Portofolio Saham Syariah