Pertalite dan Solar Subsidi Menipis, Tambah Kuota, atau Konsumsi Dibatasi Masih Dibahas
Menteri ESDM Arifin Tasrif. dok. RMOL.
EmitenNews.com - Gawat ini. Kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi, jenis RON 90 atau Pertalite dan solar subsidi diperkirakan habis dalam waktu dua bulan lagi. Karena itu, jika tidak ada penambahan kuota lagi, bisa dibayangkan apa yang terjadi. Sejauh ini, pemerintah belum mengambil keputusan apakah kuota Pertalite dan Solar Subsidi ini segera dibatasi melalui program MyPertamina atau ada penambahan kuota. Dilematisnya anggaran subsidi bakal membengkak.
Dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (13/8/2022), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah dan PT Pertamina (Persero) sedang merumuskan program baru berkenaan dengan pembatasan konsumsi Pertalite dan Solar Subsidi hanya untuk masyarakat yang berhak.
Arifin Tasrif mengungkapkan, aturan tersebut belum tuntas, sehingga belum bisa diketahui kapan kebijakan pembatasan pemakaian Pertalite dan Solar Subsidi akan diberlakukan. Tetapi, ia memperkirakan pekan depan.
Seperti sudah menjadi pemahaman umum, dalam aturan yang sedang digodok itu, kendaraan wajib terdaftar di MyPertamina dan bakal diklasifikasikan sesuai kriteria yang akan berlaku pada revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014.
Mengenai kemungkinan ada penambahan kuota BBM subsidi, Menteri Arifin belum dapat memastikan. Ia mengaku belum tahu, apakan kuota Pertalite dan solar subsidi itu akan ditambah. Tetapi, yang pasti, pemerintah, kata dia akan terus menjaga agar kebutuhan masyarakat akan BBM dapat terpenuhi.
Sampai pada Juli 2022, konsumsi Pertalite sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) sudah mencapai 16,8 juta kilo liter (KL). Itu berarti kuota hingga akhir tahun hanya tersisa 6,2 juta KL dari kuota yang ditetapkan sebesar 23 juta KL sampai akhir tahun 2022.
Sedangkan konsumsi solar subsidi sebagai Jenis BBM Tertentu (JBT) sudah mencapai 9,9 juta KL dari kuota 14,91 juta di tahun 2022 ini atau hanya tersisa 5,01 juta KL.
Angka awalnya urai Menteri ESDM, 23 juta KL, yang diperkirakan tadinya 10 persen menjadi 25 koma sekian. Ia mengkhawatirkan, ada migrasi orang memakai Pertalite dari Pertamax, yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan. Karena itu, pemerintah mengimbau masyarakat agar bijak dalam menggunakan bbm.
Sebelumnya Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan, penambahan kuota BBM Pertalite dan Solar Subsidi sangat diperlukan. Politikus Partai NasDem ini, mempertimbangkan konsumsi BBM di masyarakat yang telah melonjak pascameredanya pandemi Covid-19. “Komisi VII DPR RI dan Pemerintah pun telah menyepakati untuk menambah kuota Pertalite sebanyak 5 juta KL dalam tahun 2022.” ***
Related News
Ajak Investor Inggris Investasi di EBT, Menteri Rosan Buka Peluangnya
PKPU Pan Brothers (PBRX) Soal Utang Rp6,25T Diperpanjang 14 Hari
Maya Watono Kini Pimpin InJourney, Ini Profilnya
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat