EmitenNews.com - Di tengah melambungnya harga minyak mentah dunia yang saat ini mencatat rekor tertinggi dalam sejarah, mencapai USD139 per barrel, Pertamina terus berusaha meningkatkan produksi migas untuk menjaga ketahanan energi nasional.
Pada tahun 2022 ini Pertamina menargetkan produksi migas mencapai 1.047 MBOEPD, atau naik 17 persen dibanding tahun lalu.
"Hingga akhir Mei 2022, produksi migas Pertamina telah mencapai 966 MBOEPD atau 8 persen di atas produksi tahun 2021," ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu, 6 (6/7).
Peningkatan produksi migas Pertamina didorong oleh pengeboran sumur yang agresif, baik sumur baru, sumur pengembangan maupun work over & well service.
Pada tahun 2022, Pertamina akan mengebor lebih agresif dengan 813 sumur pengembangan atau naik 232 persen dibanding tahun lalu, 29 sumur eksplorasi (naik 242 persen) dan 26.467 work over & well service (naik 161 persen).
"Kalau kita melihat ketahanan energi, tidak hanya melihat stok di hilir tapi yang harus kita jaga adalah produksi di hulu, karena ini digunakan sebagai feedstok bagi kilang-kilang. Jadi ketahanan energi harus kita jaga dimulai dari hulu," tutur Nicke.
Upaya optimasi performa hulu di tahun 2022 lainnya dilakukan Pertamina dengan reaktivasi sumur suspended, potensi eksplorasi discovery Manpatu-01 (Gas Discovery) di Mahakam dan Sungai Gelam Timur-01 (oil discovery) di Jambi serta berbagai program cost optimization.(fj)
Related News

Tarif Impor AS Diyakini Tak Berdampak ke UMKM Kuliner

Airlangga Sebut Pengangguran Terbuka dan Kemiskinan Ekstrem Turun

Pemerintah Alokasikan Rp164,4 Triliun untuk Ketahanan Pangan 2026

Target Pajak 2026 Naik 13,5 Persen, Menkeu Akui Cukup Ambisius

Wamenkeu: APBN 2026 Adalah Belanja untuk Masyarakat Indonesia

BI Sampaikan Rencana Anggaran Tahun 2026 ke DPR