EmitenNews.com - Potensi pengembangan industri pengolahan daging nasional terus berkembang pesat.  Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan melihat itu terjadi seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat perkotaan yang dituntut cepat dan instan.

 

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika, di Jakarta, Jumat (19/1/2024), mengutipdata perusahaan pemasaran intelijen yang berbasis di London, Mintel, pertumbuhan pertumbuhan industri pengolahan daging di Indonesia tergolong sangat cepat, bahkan paling cepat secara global. 

 

Industri pengolahan daging saat ini berjumlah 64 perusahaan dengan nilai investasi Rp3,45 triliun, dan menampung tenaga kerja sebanyak 25.839 orang.

 

Sementara itu, kinerja ekspor produk olahan daging (HS 1601 dan 1602) tahun 2023 meningkat signifikan, mencapai 80 persen bila dibandingkan 2019. Nilai ekspor di tahun 2023 senilai USD3,5 juta, meningkat dari capaian tahun 2019 sebesar USD2,8 juta.

 

"Nilai ekspor tersebut memang masih kecil, dibandingkan negara produsen olahan daging utama di dunia, namun menunjukkan bahwa potensi ekspor produk olahan daging cukup tinggi dan mengalami pertumbuhan signifikan," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika.

 

Kinerja industri pengolahan daging salah satunya dipengaruhi oleh perubahan pola hidup sebagian masyarakat perkotaan yang dituntut lebih cepat dan instan. Hal ini mendorong peningkatan konsumsi makanan olahan termasuk produk olahan daging.

 

Tahun 2023, pertumbuhan angka konsumsi daging sapi dan unggas, meningkat berturut-turut sebesar 8,20 persen dan 12,03 persen jika dibandingkan tahun 2019. 

 

Pertumbuhan konsumsi daging sapi di Indonesia di antara negara-negara ASEAN berada pada posisi ketiga setelah Vietnam dan Malaysia. Untuk pertumbuhan daging unggas, Indonesia berada pada posisi ketiga setelah Vietnam dan Filipina.

 

Berdasarkan laporan OECD FAO, saat ini konsumsi daging sapi nasional 2,25 kilogram/kapita/tahun, sedangkan konsumsi daging ayam 8,37 kilogram/kapita/tahun.