EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyudahi perdagangan Kamis, 7 Maret 2024 di zona hijau. Itu setelah mengalami penguatan 0,60 persen ke posisi 7.373. Secara teknikal, IHSG tertahan di level resisten kuat 7.375 setelah membentuk pola rising window.

Itu nengindikasikan ada peluang untuk konsolidasi antara 7.350-7.385. Secara teknikal, Indikator MACD menunjukkan sinyal golden cross, dan tervalidasi dengan pelebaran pada slope positif. Sementara indikator stochastic cenderung bergerak naik menuju area oversold. 

“Dengan demikian, IHSG diperkirakan akan mengalami konsolidasi pada rentang 7.350-7.385 pada perdagangan Jumat (8/3), dan top picks hari ini meliputi TINS, MDKA, ACES, ADMR dan TKIM,” tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya.

Sementara itu, data consumer credit change Amerika Serikat (AS) pada Januari 2024 diproyeksi meningkat menjadi USD9,25 miliar. Melejit dari angka Desember 2023 senilai USD1,56 miliar. Meski terjadi peningkatan kredit konsumen, data inflasi AS turun menjadi 3,1 persen pada Januari 2024.

Penurunan inflasi itu, memberi indikasi meski terjadi peningkatan konsumsi kredit, harga barang, dan jasa cenderung stabil atau bahkan menurun. Dengan begitu, konsumen merasa lebih percaya diri terhadap prospek ekonomi ke depan.

Di sisi lain, pasar tengah menanti data Jepang yang menunjukkan optimistis terhadap perekonomian. Di mana, leading economic index prel pada Desember 2023 berada di level 110.20. Didukung data coincident index prel diproyeksi tertahan pada level 115.90.

Di samping itu, perhatian juga tertuju pada data inflasi Tiongkok diperkirakan meningkat menjadi 0,40 persen pada Februari 2024, dari Januari 2024 minus 0,80 persen. Itu mengindikasikan tingkat konsumsi Tiongkok mulai meningkat.

Dari domestik, cadangan devisa Indonesia Februari 2024 mencapai USD144 miliar, menurun dari Jnauari 2024 sebesar USD145 miliar. Itu tersebab proses pembayaran utang luar negeri pemerintah. Meski terjadi penurunan, namun cadangan devisa masih menunjukkan kekuatan signifikan.

Itu ditunjukkan denngan tingkat pembiayaan seimbang dengan 6.5 bulan impor atau 6.3 bulan impor, dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Dan, secara jelas melebihi standar internasional sekitar 3 bulan impor. (*)