EmitenNews.com - PT PLN (Persero) mengoperasikan dua proyek infrastruktur ketenagalistrikan baru di Kalimantan Barat (Kalbar) untuk memperkuat jaringan listrik antarwilayah di wilayah tersebut. Kedua infrastruktur ketenagalistrikan itu adalah jaringan transmisi dan gardu induk.


Selain itu, tersambungnya infrastruktur jaringan dari sumber energi ke masyarakat mampu menekan penggunaan pembangkit diesel yang selama ini dimanfaatkan untuk wilayah terpencil.


"Beroperasinya jaringan transmisi dan gardu induk ini akan semakin memperkuat kehandalan sistem kelistrikan sekaligus menekan penggunaan bahan bakar berbasis fosil," ucap Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.


PLN melalui Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) membangun 191 tower saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kilovolt (kV) Sandai-Incomer (Ketapang-Sukadana) dan memberikan tegangan listrik atau energize pada gardu induk (GI) dengan kapasitas 30 megavolt ampere (MVA) di Desa Muara Jekak, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalbar.


Proyek tersebut mendukung program dedieselisasi yang dicanangkan oleh pemerintah, yaitu menonaktifkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Aggreko Tayap berkapasitas 7,8 megawatt (MW) dan juga sekaligus menjadi salah satu upaya dalam mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.


Darmawan mengatakan dengan pasokan listrik yang handal akan mendukung masyarakat dan para pelaku usaha agar nyaman dalam beraktivitas sehingga akan meningkatkan produktivitas.


Sementara itu, General Manager PLN UIP KLB Muhammad Dahlan Djamaluddin mengatakan dengan beroperasinya proyek tersebut, PLN telah mengambil langkah maju dalam rangka memperkuat sistem interkoneksi di seluruh Kalimantan.


"SUTT ini memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 90 persen dan infrastruktur GI dengan TKDN hampir 70 persen ini merupakan bagian dari pengembangan interkoneksi sistem kelistrikan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah," kata Dahlan.(*)