Potensi Cuan! Dividen Yield TUGU Bisa Tembus 7,9 Persen

Gedung kantor pusat TUGU.
EmitenNews.com - Di tengah fluktuasi tekanan harga saham akibat faktor eksternal, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk atau Tugu Insurance (TUGU) berpotensi membagikan dividen dengan yield yang menarik untuk tahun buku 2024.
Berdasarkan data historical, TUGU konsisten membagikan dividen sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2018 lalu. Rasio pembayaran atau dividen payout ratio setiap tahun buku di kisaran 30-40%.
Dengan berkaca pada historical tersebut, ada potensi dividen tahun buku 2024 di kisaran Rp 210 miliar sampai Rp280 miliar dari laba bersih tahun buku 2024 senilai Rp700,85 miliar. Nilai ini setara dengan dividen per saham Rp59,06 sampai Rp78,75.
Analis BCA Sekuritas, Ryan Santoso, menilai bahwa imbal hasil atau dividen TUGU masih menarik karena berada di level 5,9% sampai 7,9% di kisaran Rp1.000. Hal ini yang menurutnya akan menahan koreksi TUGU, meskipun dalam beberapa hari terakhir bursa bergerak dengan volatilitas tinggi.
"Pada harga saham saat ini, potensi yield dividen TUGU cukup menarik karena bisa di atas rata-rata IDX High Dividend 20 pada tahun lalu di kisaran 6,7%," ujarnya.
Menurutnya, apabila ada saham TUGU terkoreksi lagi seperti yang terjadi beberapa pekan terakhir, maka hal itu sebuah entry point yang menarik untuk mendapatkan dividen yield yang lebih tinggi.
"Umumnya saham dengan historical dividen besar akan menguat jelang RUPS hingga cum date dividen, sehingga ada masih ada peluang profit pada harga saham di tengah volatilitas bursa saat ini," ujarnya.
Secara historis, pada tahun lalu TUGU membagikan dividen Rp528,96 miliar atau sebesar 40% dari laba tahun buku 2023. Dividen ini setara dengan yield 12,7%. Berikutnya untuk tahun buku 2022, TUGU membagikan dividen Rp138,86 miliar atau sebesar 40% dari laba. Sementara pada tahun buku 2021, TUGU membagikan dividen Rp126,59 miliar atau sebesar 40% dari laba.
Ryan menambahkan selain dividen yang menarik, TUGU masih menyimpan potensi kenaikan harga saham. Hal ini disebabkan karena rasio price to book value (PBV) TUGU masih di kisaran 0,3x sampai 0,4x. "Dengan valuasi masih murah dan konsisten membagikan dividen dengan yield menarik, saham ini cocok untuk investasi jangka menengah dan panjang," ujarnya.
PBV merupakan rasio untuk membandingkan harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Semakin tinggi PBV bisa mencerminkan saham tersebut makin premium atau mahal. Sebaliknya bila semakin rendah, harga saham tersebut masih relatif murah.
TUGU mencatatkan laba bersih Rp 700,85 miliar pada tahun buku 2024. Laba ini ditopang oleh penghimpunan premi bruto yang meningkat 10,73% yoy menjadi Rp 8,54 triliun. Adapun pendapatan underwriting naik 13,8% yoy menjadi Rp 2,97 triliun.
Pada akhir 2024, total aset tercatat Rp26,35 triliun meningkat 4,82% dari setahun sebelumnya. Adapun total ekuitas tercatat Rp10,5 triliun, naik 2,22% dari setahun sebelumnya. Risk based capital (RBC) TUGU tercatat 432% pada akhir Desember 2024, jauh lebih tinggi dari rata-rata industri di 326%.
Related News

Alasan Grup Lippo (LPPF) Bagi Dividen 2024 Rp300 per Lembar

6 Bendungan Garapan Waskita Karya (WSKT) Masuk PSN

BRI Group Bagikan 100 Ribu Paket Sembako untuk Ramadan

Pengendali SAFE Belum Berhenti Lego Saham Saat Harga Naik

MD Entertainment (FILM) Dipertanyakan BEI, Ini Penyebabnya

Perusahaan Milik Hapsoro Gelar Tender Offer Saham PADI Harga Diskon