PPRE Targetkan Kontrak Baru Tumbuh Hingga 20 Persen di 2024
Salah satu proyek PP Presisi (PPRE)
EmitenNews.com - PT PP Presisi Tbk (PPRE) menargetkan perolehan kontrak baru pada tahun 2024 meningkat antara 15%-20% dibandingkan kontrak baru Perseroan sampai dengan Desember 2023 yang sebesar Rp6,7 Triliun.
Direktur Utama PP Presisi, I Gede Upeksa Negara, memperkirakan perolehan kontrak baru tahun ini akan didominasi oleh sektor jasa pertambangan.
"Melihat potensi pasar di sektor tambang yang masih sangat besar kedepannya menjadikan semangat dan motivasi kami untuk terus meningkatkan nilai kontrak baru sehingga dapat menggenjot revenue untuk meningkatkan value added bagi seluruh pemangku kepentingan," katanya.
Didukung dengan kapasitas peralatan sebagai kekuatan perusahaan, Gede yakin PPRE akan dapat menciptakan operasional yang ekselen di dunia tambang melalui kualitas dan keamanan berstandar tinggi.
Sebagai informasi, PPRE berhasil mencatatkan kontrak baru sampai dengan Desember 2023 sebesar Rp 6,7 Triliun atau meningkat sebesar 28,72% secara Year on Year (YoY) dibandingkan Desember 2022 sebesar Rp 5,2 Triliun.
Perolehan kontrak baru tersebut juga mencatatkan adanya peningkatan perolehan kontrak baru pada sektor jasa pertambangan sebesar 11% dibandingkan dengan tahun 2022. Perseroan juga menargetkan adanya pertumbuhan kontrak baru pada lini bisnis pertambangan pada tahun-tahun berikutnya sejalan dengan potensi yang masih sangat besar di Kawasan tambang Weda, Halmahera Tengah.
PPRE juga berhasil membukukan laba Perseroan 2023 sebesar Rp 172 miliar. Angka ini ditopang oleh penjualan Perseroan sebesar Rp 3,4 triliun, yang mana segmen bisnis pada jasa pertambangan dan konstruksi sipil masih menjadi kontributor utama pendapatan Perseroan sebesar 92%, dan sisanya sebesar 8% berasal dari lini bisnis supporting yaitu production plant, structure work dan rental heavy equipment.
Pencapaian tersebut sebagian besar berasal dari penyelesaian dan progress proyek-proyek pada jasa pertambangan sebesar 47% atau meningkat sebesar 13% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 34%, konstruksi sipil sebesar 45%, sisanya berasal dari proyek structure work sebesar 3%, rental heavy equipment sebesar 3% dan production plant sebesar 2%.
Perolehan pendapatan mayoritas berasal pada lini bisnis jasa pertambangan dan konstruksi sipil tersebut sejalan dengan strategi Perseroan untuk tetap fokus pada jasa pertambangan dan konstruksi sipil.
Dari sisi rasio keuangan terutama untuk rasio leverage mengalami perbaikan, seperti debt to equity ratio dari 1,41x (31 Des 2022) menjadi 1,19x (31 Des 2023), dan DER Interest Bearing dari 0,75x (31 Des 2022) menjadi 0,54x (31 Des 2023). Dari data tersebut dapat terlihat bahwa Perseroan masih bisa menjaga leverage rasio tersebut tetap dalam batasan covenant yang dipersyaratkan perbankan.
"Perseroan masih dapat menjaga angka EBITDA positif di tengah tantangan yang harus dihadapi. Tantangan tersebut disebabkan oleh mundurnya beberapa proyek yang ditargetkan didapatkan pada quartal awal menjadi quartal akhir 2023, sehingga PPRE belum dapat mengenerate revenue secara maksimal di tahun 2023 ini.
"Namun PPRE berhasil menurunkan beban pokok dengan penerapan program cost leadership yang dijalankan serta penerapan optimalisasi alat untuk memaksimalkan produksi sehingga gross profit margin meningkat di 17,45% tahun 2023," ujar I Gede Upeksa Negara.(*)
Related News
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya
BI Kerahkan Empat Instrumen untuk Jaga Stabilitas Rupiah