EmitenNews.com - Rencana Presiden terpilih Prabowo Subianto membangun 3 juta hunian per tahun, atau 15 juta dalam periode 2024-2029, mendapat dukungan Asosiasi pengusaha real estate Indonesia (REI). Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia berkomitmen menyukseskan Program 3 Juta Rumah setiap tahun dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (11/10/2024), Ketua Umum DPP REI Joko Suranto mengapresiasi sekali program 3 juta rumah per tahun ini, karena menjadi sebuah loncatan tinggi bagi industri perumahan nasional di masa mendatang. Ia menyebutkan, tidak akan ada hasil berbeda, jika cara mengatasinya masih tetap sama.

“Program pengentasan angka kemiskinan, termasuk lewat penyediaan hunian secara masif sebanyak 3 juta unit per tahun bagi masyarakat di perdesaan dan perkotaan menjadi sejalan dengan usaha mengentaskan backlog. Kami dari REI komit mendukung program yang sangat mulia ini,” ujar Joko Suranto.

Saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi angka backlog (kekurangan) pasokan rumah yang sangat besar, mencapai 12,7 juta unit. Ironisnya, angka itu tidak banyak mengalami perubahan setidaknya dalam 10 tahun terakhir.

Data yang ada menunjukkan, sektor properti telah memberi kontribusi besar pada PDB nasional sebesar 14 persen, menyumbang anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebesar 9 persen. Lalu, pendapatan asli daerah (PAD) antara 35-55 persen dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 14-17 juta orang.

Sektor perumahan ini juga berperan dalam menurunkan angka kemiskinan sebesar 8 persen, serta menekan stunting seperti yang dicita-citakan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Joko Suranto mengungkapkan, karena memiliki keterkaitan dengan hampir 185 industri lainnya di sektor riil, sektor properti jelas memiliki dampak besar bagi bergeraknya perekonomian. 

Sebagai bisnis padat karya, sektor properti mampu menyerap banyak tenaga kerja, yaitu hampir 13 juta-19 juta orang. Dengan kontribusi yang cukup strategis itu, industri properti sangat pantas menjadi tulang punggung utama bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Termasuk untuk mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen per tahun untuk mencapai Indonesia Emas tahun 2045. Sektor properti dan di dalamnya perumahan akan bertindak sebagai pengungkit perekonomian nasional sesuai dengan paradigma yang diusung propertinomic,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim S. Djojohadikusumo menyampaikan pemerintahan mendatang di bawah Prabowo Subianto memberikan perhatian besar terhadap sektor perumahan. 

Rencananya, pemerintahan Prabowo akan menjalankan program pembangunan 3 juta rumah per tahun termasuk rencana pembentukan kembali Kementerian Perumahan.

Atas dasar pertimbangan jelas tentang pentingnya perumahan dalam menekan angka stunting dan memberantas kemiskinan, maka pemerintah baru mendatang berkomitmen  “menghidupkan” kembali Kementerian Perumahan. 

Kementerian perumahan ini dihidupkan lagi untuk menjalankan program pembangunan 3 juta rumah yang secara rinci terdiri atas  2 juta rumah di perdesaan dan 1 juta rumah, atau apartemen di perkotaan setiap tahunnya.

Hashim mengungkapkan, tujuan dan target itu sangatlah mungkin untuk direalisasikan. Bangsa Indonesia, tegas politikus Partai Gerindra ini, harus bersungguh-sungguh dan betul-betul ambisius dengan memasang target yang tinggi untuk mencapai pembangunan 3 juta rumah per tahun. ***