Presiden Beber Efek Berganda Program MBG

Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pengantarnya pada Sidang Kabinet Paripurna (SKP) di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/102025),
EmitenNews.com - Presiden Prabowo Subianto memaparkan dampak besar dari program makan bergizi gratis (MBG) yang turut menciptakan efek berganda bagi perekonomian daerah. Program ini menggandeng hampir 18.895 UMKM, koperasi, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam rantai pasok bahan pangan.
Dalam pengantarnya pada Sidang Kabinet Paripurna (SKP) di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/102025), Presiden menyebut bahwa program MBG mendapatkan apresiasi dari Rockefeller Institute karena membawa dapak yang besar terhadap perekonomian.
“Dia katakan satu dolar yang dikucurkan untuk program MBG ini, return-nya, dampaknya itu, return-nya itu hitungan mereka antara lima kali, lima dolar sampai nanti di ujungnya 37 dolar. Anda bisa bayangkan; lima kali menurut dia minimal dampak ekonominya,” katanya ketika membeberkan capaian setahun pemerintahannya bidang kesehatan, pendidikan, dan kemanusiaan.
Prabowo menyebut program MBG saat ini sudah sampai pada tahap 12.508 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ataupun unit dapur terpusat, sudah mencapai 12.508 dari target kita 32.000. Dan artinya hari ini sudah 1.410.000.000 porsi MBG sudah dimasak dan dibagikan sejak tanggal 6 Januari 2025.
"Hari ini ada 36.700.000 anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita yang sudah menerima makan bergizi gratis ini, 36.700.000. Ini mungkin tiap hari berarti kita beri makan enam Singapura, mungkin".
Prabowo mengaku prestasi ini dipantau banyak negara. Setidaknya Presiden Brasil memberitahunya bahwa mereka butuh 11 tahun untuk mencapai 40 juta. Sedangkan Indonesia alhamdulillah dalam satu tahun bisa mencapai 36 juta.
"Memang Kepala BGN bekerja keras supaya pada hari ini mencapai 40 juta. Tapi saya menyampaikan jangan dipaksakan. Ojo ngoyo, yang penting baik pelaksanaannya," tandasnya.
Diakuinya MBG yang telah menjangkau 36,7 juta penerima bukan tanpa kekurangan. Ada beberapa ribu yang keracunan makan, sakit perut. "Tetapi kalau diambil statistik 8.000 dari 1.410.000.000, saya kira masih dalam koridor eror yang manusiawi. Kalau tidak salah, kekurangannya adalah atau katakanlah angka yang sakit itu adalah mungkin sekitar 0,0007 [persen], yang berarti 99,99 persen berhasil," tegasnya.
Menurutnya sepanjang usaha manusia, hampir tidak ada usaha manusia yang dilaksanakan selama satu tahun dengan volume yang demikian besar, yang zero error, zero defect. Sangat-sangat sulit. "Walaupun kita tidak boleh menerima. Terus saya tekankan Kepala BGN dan jajarannya untuk menghasilkan suatu prosedur tetap yang ketat, menggunakan alat-alat yang terbaik untuk kita jamin kekurangan atau penyimpangan tidak terjadi," pungkas Presiden.(*)
Related News

100 Hari Pemerintahan: Manufaktur Tetap Jadi Lokomotif Ekonomi

Wow! Harga Emas Antam Hari ini Melesat Rp72.000 per Gram

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin Layani Rute Kuala Lumpur

Danantara Ungkap Komisaris Ikutan Poles Laporan Keuangan BUMN

Ini Capaian Pertamina Setahun Pemerintahan Prabowo

TEI 2025 Berakhir, Transaksi Mencapai USD23 Miliar