EmitenNews.com - Jumat para Menteri Luar Negeri ASEAN melakukan serangkaian pertemuan membahas mengenai masalah Myanmar, kemudian diikuti dengan ASEAN Coordinating Council. Dan hari ini dilanjutkan dengan pertemuan Retreat (the ASEAN Foreign Ministers’ Retreat).


Dalam keterangannya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa rangkaian pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN ini merupakan pertemuan besar pertama yang dilakukan di bawah keketuaan Indonesia. Dlam pertemuan yang berlangsung di Istana Merdeka, Jumat, Presiden Jokowi menekankan dua hal penting kepada para menteri dan sekjen yang hadir.


“Yang pertama adalah bahwa ASEAN tidak boleh menjadi proxy siapapun. Di sini Presiden menekankan pentingnya sentralisasi dan kesatuan ASEAN yang perlu terus dijaga, karena ini adalah modal utama ASEAN. Dan Presiden menekankan pentingnya penghormatan terhadap prinsip-prinsip demokrasi hukum internasional, hak asasi manusia, sesuai dengan apa yang ada di dalam Piagam ASEAN,” jelas Retno.


Selain itu, Presiden juga menekankan bahwa Five-Point Consensus akan tetap menjadi mekanisme utama ASEAN dalam meng-address isu atau perkembangan di Myanmar. Kemudian ASEAN juga harus menjadi epicentrum of growth di tengah gelapnya proyeksi ekonomi dunia saat ini.


“Bapak Presiden kembali lagi mengingatkan bahwa kita akan dapat menjadikan ASEAN sebagai epicentrum of growth, kalau kita mampu menjaga stabilitas perdamaian di kawasan,” ungkapnya.


Retno juga mengatakan bahwa dalam pertemuan tadi, para Menteri Luar Negeri ASEAN sangat mengapresiasi sejumlah arahan yang disampaikan Presiden Jokowi. Di samping itu, mereka juga menegaskan dukungannya terhadap keketuaan Indonesia.


Beberapa Menteri Luar Negeri ASEAN kemudian berbicara menyampaikan beberapa hal, termasuk Laos sebagai ketua yang akan datang setelah Indonesia. "Sekjen ASEAN juga bicara, kemudian Menteri Luar Negeri Singapura dan Menteri Luar Negeri Thailand. Semua intinya adalah kesiapan negara anggota ASEAN untuk mendukung keketuaan Indonesia,” pungkasnya.(*)