EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup menguat sekaligus rekor tertinggi baru. Penurunan suku bunga The Fed pada pertemuan pekan lalu, menimbulkan harapan investor akan ada penurunan suku bunga lanjutan. Kebijakan The Fed tersebut dapat memicu pertumbuhan ekonomi. 

Sementara itu, dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan ada kemajuan dalam negosiasi dagang, kesepakatan mengenai TikTok, dan upaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Terbuka potensi pertemuan antara kedua presiden tersebut pada KTT APEC 31 Oktober-1 November 2025 mendatang di Korea Selatan. 

Pekan ini fokus perhatian pasar masih seputar prospek suku bunga, seiring pidato para pejabat The Fed termasuk Chairman The Fed. Selain itu, investor juga akan mencermati indeks PCE prices, dan update estimasi Gross Domestic Product (GDP) kuartal II-2025. Lalu, investor Tiongkok akan menanti keputusan kebijakan moneter bank sentral Tiongkok. Dan, pemodal domesti menanti rilis data M2 Money Supply Agustus 2025.

Secara teknikal, setelah indeks mencapai rekor tertinggi baru pekan lalu, indicator Stochastic RSI cenderung memasuki area overbought, namun histogram MACD masih di area positif. So, sepanjang perdagangan hari ini, Senin, 22 September 2025, indeks diperkirakan cenderung konsolidasi pada kisaran support 7.970, dan posisi resistance 8.070, sambil menanti katalis baru cukup kuat.

Berdasar data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Saratoga Investama Sedaya (SRTG), Raharja Energi Cepu (RATU), Sentul City (BKSL), Alamtri Resources (ADRO), dan Sarana Menara Nusantara (TOWR). (*)