Profit Taking Mengintai, Laju IHSG Potensial Tersendat
Pengunjung mengabadikan pergerakan saham di layar Main Hall Bursa Efek Indonesia melalui smartphone. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal bergerak dengan kecenderungan melemah terbatas. Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 30 Juli 2024, IHSG akan menguji level classic support 7.250, dan resistance level 7.327. Koreksi IHSG dipicu aksi taking profit para investor terhadap saham-saham mengalami lonjakan usai rilis laporan keuangan.
Kondisi itu, serupa terjadi pada perdagangan kemarin, di mana IHSG tertekan pada akhir sesi perdagangan. Secara teknikal, IHSG membentuk sebuah doji gravestone membentuk upper shadow sangat tinggi. Itu mengindikasikan tekanan jual dari para investor sangat besar pada perdagangan kemarin.
Meski demikian, asing masih mencatat net buy tipis pada perdagangan Senin, 29 Juli 2024 senilai Rp47 miliar. Merujuk data dan fakta itu, StocKnow.id menyarankan pelaku pasar untuk menyerok sejumlah saham berikut. Antara lain Adaro Mineral (ADMR) Rp1.360, take profit Rp1.395-1.420, dan stop loss Rp1.315.
Mayora Indah (MYOR) Rp1.160, take profit Rp1.200-1.225, dan stop loss Rp1.120. Saratoga (SRTG) Rp1.505, take profit Rp1.560-1.595, dan stop loss Rp1.450. Map Aktif (MAPA) Rp785, take profit Rp805-830, dan stop loss Rp755.
Pada perdagangan Senin, 29 Juli 2024, IHSG ditutup menguat 0,7 poin atau 0,01 persen menjadi 7.288. Total transaksi perdagangan 14,5 miliar lembar senilai Rp10,3 triliun. Sementara itu, investor asing mencatat net buy sebesar Rp47,1 miliar.
Di sisi lain, Federal Reserve (the Fed) Amerika Serikat (AS) mengakhiri pertemuan terakhir pada Rabu, dan diperkirakan mempertahankan suku bunga tetap di level 5,375 persen. Morgan Stanley menyebutkan meski FOMC kemungkinan besar tidak akan mengubah suku bunga, membuka peluang untuk penurunan pada September 2024.
Ketua the Fed, Powell akan memberi sinyal The Fed hampir menurunkan suku bunga acuan, tetapi kemungkinan besar akan menghindari langkah pemangkasan agresif. Faktor utama mendorong FOMC mendekati pemangkasan suku bunga yaitu data inflasi edisi Mei-Juni 2024.
Setelah angka inflasi lebih kuat pada kuartal pertama karena faktor musiman, dan gangguan bulanan, kuartal kedua menunjukkan perbaikan signifikan dalam berita inflasi. Pedagang memperkirakan pemotongan 25 basis poin oleh Fed pada September mendatang, menurut CME Fedwatch. (*)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha