EmitenNews.com - Produk asuransi tradisional, terutama di segmen ritel, diyakini memiliki prospek pertumbuhan yang positif pada 2024 seiring dengan mulai pulihnya daya beli masyarakat pasca pandemi serta pelaksanaan hajat politik yang mendorong perputaran uang di masyarakat.
Direktur Bisnis Individu PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), Fabiola Noralita mengatakan bahwa pandemi telah mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan, termasuk perlindungan asuransi kesehatan. Namun, persoalan daya beli menjadi isu sendiri di tengah perekonomian yang terpukul pandemi.
Sementara itu, lanjutnya, salah satu faktor utama yang akan mendorong penjualan asuransi adalah daya beli masyarakat. Kekuatan belanja yang baik akan memampukan masyarakat untuk membeli proteksi.
“Kini setelah kesadaran masyarakat semakin baik dan terbentuk, juga daya beli mulai kembali pulih, optimisme terhadap tumbuhnya demand produk asuransi, khususnya yang fokus pada proteksi, semakin baik. Prospek pertumbuhannya positif,” ujar Fabiola dalam keterangan tertulis, Minggu (28/1).
Terlebih, tingkat penetrasi asuransi di Indonesia masih sangat rendah sehingga ruang untuk pertumbuhan masih sangat luas. Sebagaimana dilansir oleh laporan IFG Progress pada akhir tahun lalu, tingkat penetrasi premi asuransi di Indonesia pada 2022 masih berada di level 1,4% dari PDB.
Jauh di bawah negara tetangga Thailand dan Malaysia yang masing-masing sebesar 5,3% dan 5%.
"Ruang untuk bertumbuh masih sangat besar. Yang perlu kita lakukan di industri asuransi jiwa dan kesehatan adalah senantiasa meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi, baik melalui edukasi, sosialisasi, juga peluncuran produk,” tuturnya.
Sebagai informasi, produk asuransi tradisional adalah produk asuransi yang fokus pada proteksi dan tanpa tambahan berupa investasi. IFG Life telah sejak awal memfokuskan diri pada pengembangan produk tradisional melalui rangkaian IFG LifeSERIES.
Selain IFG LifeSAVER dan IFG LifeCOVER yang telah lebih dahulu diluncurkan, Perseroan membuka tahun 2024 dengan meluncurkan produk baru yang merupakan rangkaian dari IFG LifeSERIES, yakni IFG LifeCHANCE.
Fabiola menjelaskan, IFG LifeCHANCE merupakan produk asuransi untuk memproteksi diri dari penyakit kritis. Produk ini memberikan manfaat apabila tertanggung untuk pertama kalinya menderita atau terdiagnosis salah satu dari kondisi penyakit kritis.
“Dengan IFG LifeCHANCE, kami berharap ada solusi yang dapat membantu meringankan beban pasien dan keluarga saat terjadi risiko penyakit kritis,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wiroatmodjo mengatakan bahwa IFG Life yang merupakan anak dari Holding BUMN Indonesia Financial Group (IFG) ini didorong untuk melakukan ekspansi bisnis dengan fokus pada proteksi dan melanjutkan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Kartika terutama menyorot momentum titik balik peran IFG Life yang sebelumnya juga mengemban amanat negara untuk menerima pengalihan hasil program restrukturisasi polis nasabah ex-Jiwasraya yang dinyatakan selesai pada akhir tahun 2023.
Dengan selesainya program tersebut, ke depannya IFG Life dapat semakin fokus mengembangan bisnis perusahaan di bidang asuransi jiwa dan kesehatan.
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha