EmitenNews.com - PT Pos Indonesia (Persero) memutuskan untuk menerbitkan sukuk ijarah sebesar Rp1 triliun untuk memenuhi kebutuhan belanja modal dan modal kerja, serta pelunasan pokok utang kepada PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB).

"Penerbitan sukuk ijarah ini bertujuan untuk memperoleh dana yang akan digunakan untuk berbagai keperluan korporasi, termasuk pengembangan infrastruktur," kata Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi saat pencatatan sukuk di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat (10/1).

Dia menyampaikan, surat utang syariah yang akan diterbitkan POSTiND tersebut adalah Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I-2024 senilai Rp1 triliun. Adapun total dana yang akan dihimpun melalui Sukuk Ijarah Berkelanjutan I mencapai Rp1,5 triliun.

Sukuk Berkelanjutan I Tahap I-2024 akan terbagi menjadi tiga seri, yakni Seri A sebesar Rp100 miliar bertenor tiga tahun dengan cicilan imbalan ijarah senilai Rp8,5 miliar per tahun, Seri B sebesar Rp750 miliar bertenor lima tahun dengan cicilan Rp73,12 miliar dan Seri C senilai Rp150 miliar bertenor tujuh tahun dengan cicilan imbalan Rp14,85 miliar per tahun.

Pada aksi korporasi ini, perusahaan dengan ticker obligasi POST ini menunjuk enam penjamin pelaksana emisi obligasi, yakni PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT KB Valbury Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.

Faizal memaparkan, sebesar Rp325 miliar dana hasil penerbitan sukuk ---setelah dikurangi biaya-biaya emisi--- akan digunakan untuk belanja modal (capex) terkait menjalankan program kerja perseroan, seperti pengembangan digitalisasi bisnis POSTiND yang meliputi sistem customer relationship management (CRM), perbaikan infrastruktur IT dan inovasi bisnis digital.

Sementara itu, sebesar Rp100 miliar akan digunakan untuk pelunasan sebagian pokok utang kepada BBYB dan sisanya akan dimanfaatkan untuk modal kerja terkait kegiatan usaha PT Pos, termasuk kegiatan usaha surat pos dan paket pos atau beban usaha lainnya.

"Pencatatan sukuk ijarah ini merupakan momen penting bagi perseroan, yang mencerminkan kemampuan dan komitmen perusahaan dalam mengelola keuangan secara transparan dan berkelanjutan," ucap Faizal.