Luthan menjelaskan bahwa MSIN saat ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan 2-3 tahun lalu baik dari segi komposisi bisnis maupun skala bisnis yang semakin besar di semua pilar. Alhasi pada tahun buku 2021, perseroan memutuskan tidak membagikan dividen. "Jadi kita akan menggunakan return of earning MSIN untuk ekspansi di konten, talent, di semua digital platform dan juga di operasi gaming," tambahnya.

 

Optimisme ini tampaknya sudah mulai terefleksi dalam kinerja perseroan pada kuartal I/2022, di mana berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2022, jumlah pendapatan MSIN melonjak sebesar 90,02 persen. Top line MSIN pada tiga bulan pertama 2022 menjadi Rp923,78 miliar, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp486,15 miliar.

 

MSIN yang sebelumnya mendapatkan pendapatan dari bisnis konten, IP dan talent serta digital, di kuartal ini bertambah dengan adanya sumber pendapatan dari subscription serta e-sport & gaming microtransaction. Adapun pendapatan melalui konten, intellectual property (IP), dan talent tumbuh dari Rp499,35 miliar menjadi Rp603,21 miliar. Kemudian pertumbuhan signifikan terlihat pada bisnis digital dari Rp93,20 miliar menjadi Rp364,24 miliar.

 

Sementara itu, untuk post subscription serta e-sport & gaming microtransaction masing-masing mencatatkan pendapatan sebesar Rp123,86 miliar dan Rp5,31 miliar. Dengan demikian, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga mengalami pertumbuhan sebesar 84,52 persen, dari Rp76,05 miliar menjadi Rp140,33 miliar.

 

Direktur MNC Digital Entertainment Dewi Tembaga di kesempatan yang sama menjelaskan bahwa di kuartal I/2022, MSIN telah mengkonsolidasikan tiga perusahaan yang baru diakuisisi pada saat RUPS 11 Maret 2022 lalu dalam laporan keuangan.