EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan.  Itu setelah kemarin, IHSG menukik 0,86 persen alias 60,21 poin menjadi 6.956. Pendeknya, IHSG masih sangat rawan melanjutkan koreksi. 

Secara teknikal, IHSG mulai memasuki oversold area bersamaan dengan pelemahan kemarin. Oleh sebab itu, IHSG berpeluang bottoming pada kisaran 6.900-6.950. IHSG akan mengitari area resistance 7.050, dan pivot di kisaran 7.000.

Mayoritas saham-saham bluechip, khususnya bank-bank berkapitalisasi besar sudah memasuki oversold area. Oleh sebab itu, pasar akan mencermati pengumuman rapat dewan gubernur (RDG), Bank Indonesia (BI) pada Rabu, 15 Januari 2025 sore nanti. 

RDG BI diperkirakan menahan suku bunga acuan di level 6 persen. Namun, pasar menanti pandangan BI ke depan dalam pengumuman hasil RDG BI tersebut. Pasar juga mengantisipasi realisasi pertumbuhan kredit sektor perbankan Indonesia (SPI) edisi Desember 2024.

Menariknya, SPI konsisten mencatat pertumbuhan kredit double digit sepanjang Januari-November 2024, meski suku bunga acuan tinggi, dan dibayangi risiko ketidakpastian. Ada peluang penurunan harga saham bank-bank berkapitaliasi besar itu, sudah merefleksikan sejumlah isu dikhawatirkan berdampak negatif ke kinerja bank.

Misalnya, kebijakan hapus tagih dalam PP No. 47 tahun 2024, dan wacana kewajiban bank dan lembaga non keuangan untuk mendanai proyek hilirisasi. Menilik data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor untuk mengoleksi sejumlah saham unggulan berikut sebagai bidikan koleksi.

Antara lain Elang Mahkota alias Emtek (EMTK), United Tractors (UNTR), Adaro Energi Indonesia (ADRO), Midi Utama (MIDI), Merdeka Battery Materials (MBMA), dan Saratoga Investama (SRTG). (*)