EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin terpangkas 1,02 persen menjadi 7.016. Hasil tersebut sesuai prediksi. Di mana,  strong employment data Amerika Serikat (AS) turut berdampak negatif pada peredaran IHSG. 

Kondisi tersebut meningkatkan capital outflow dari pasar modal Indonesia, setidaknya dalam jangka pendek. So, sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 14 Januari 2025, IHSG akan menyusuri level support 7.000, dan resistance di kisaran 7.050. 

Pendeknya, IHSG rawan melanjutkan pelemahan ke kisaran level psikologis 7.000. Apalagi, kemarin nilai tukar Rupiah melemah 0,56 persen menjadi Rp16.270 per dolar AS (USD). Sejalan dengan itu, indeks DXY mencapai level 109.86 alias surplus 0,21 persen pada Senin, 13 Januari 2025.

Kondisi itu, merespons rilis data tenaga kerja AS terbaru relatif kuat. Selanjutnya, pasar akan mencermati rilis data inflasi produsen AS diperkirakan naik menjadi 3,2 persen yoy edisi Desember 2024 dari posisi November 2024 di level 3 persen. Hasil itu, diyakini makin memperkuat kebijakan less-aggressive the Fed.

Nah, di tengah sentimen negatif itu, masih ada harapan terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2025. Kinerja net export diperkirakan lebih baik dari perkiraan triwulan pertama 2025. Pasalnya, Tiongkok mencatat nilai ekspor dan impor jauh lebih baik dari perkiraan edisi Desember 2024.

Menilik data dan fakta itu, Phintraco Sekuritas menyarankan para investor untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Indofood CBP (ICBP), Merdeka Copper Gold (MDKA), Bank Syariah Indonesia (BRIS), Harum Energy (HRUM), dan Triputra Agro (TAPG). (*)