EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan aksi sell-off. Itu sebagai penyesuaian pasar terhadap isu-isu global selama libur panjang Idulfitri. Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 8 April 2025, Indeks diperkirakan menutup gap 6.240-6.320, sebelum menguji support 6.160. 

Kalau skenario pelemahan masih berlanjut, critical support berikutnya berada di rentang 5.950-6.000. Kepanikan pasar akan menjadi pemicu utama aksi sell-off tersebut mengingat Indonesia termasuk negara terkena reciprocal tariff cukup besar yaitu 32 persen oleh Amerika Serikat (AS). 

Pemerintah Indonesia merespons kebijakan itu, dengan pendekatan negosiasi bilateral. Caranya, dengan mengutus delegasi tingkat tinggi ke AS. Beberapa poin akan ditawarkan ratifikasi perjanjian dagang, dan investasi, deregulasi kebijakan selain tarif, peningkatan impor, investasi, dan sejumlah insentif untuk mendukung impor AS (termasuk penurunan bea impor).

Pemerintah Indonesia juga berkoordinasi dengan Pemerintah Malaysia selaku ketua ASEAN saat ini. Rupiah di non dileverable forward (NDF) market sempat melemah ke kisaran Rp16.900 per dolar AS (USD) per 7 April 2025, level terlemah sejak 1998. Perlu dicatat Rupiah melemah lebih dari 100 persen dalam 2 bulan dari kisaran Rp8.000 per USD edisi April 1998 menjadi Rp16.843 per USD periode Juni 1998. 

Saat ini, koreksi Rupiah sekitar 5 persen secara year to date (YTD) dengan asumsi level Rp16.900 per USD. Dengan demikian, meski Rupiah berada pada level lebih lemah dari 1998, namun koreksi berbeda jauh dibanding dengan kondisi krisis ekonomi 1998. (*)