Realisasi Investasi KEK Rp40,48 Triliun, Serap 28 Ribu Tenaga Kerja

Ilustrasi Kawasan Ekonomi Khusus Kendal. Dok. Presiden RI.
EmitenNews.com - Realisasi investasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sepanjang semester I tahun 2025 mencapai Rp40,48 triliun. Capaian itu mencakup 48,2 persen dari target investasi tahun ini yang ditetapkan Rp84,1 triliun.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso memaparkan hal tersebut dalam jumpa pers, di Jakarta, Selasa (9/9/2025).
Bagusnya, capaian investasi di KEK juga disertai penyerapan tenaga kerja sebanyak 28.094 orang dengan melibatkan 65 pelaku usaha baru.
"Dari dua indikator capaian kinerja ini, saya kira per semester I 2025 masih sesuai dengan target pemerintah. Untuk capaian kinerja KEK ini, realisasi investasi dan penyerapan tenaga kerja masih akan terus tumbuh dan kita perkirakan nanti di tahun-tahun depan justru akan bisa lebih banyak lagi," jelas Tim Pelaksana KEK itu.
Secara kumulatif, sejak 2012 sampai Juni 2025, KEK sudah mencatat penyerapan investasi Rp294,4 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 187.376 orang dan total 442 pelaku usaha.
Susiwijono menerangkan hingga kini terdapat 25 KEK yang beroperasi di Indonesia, terdiri atas tujuh KEK di Jawa dan 18 KEK di luar Jawa.
Mayoritas realisasi investasi berasal dari sektor industri pengolahan dan manufaktur, seperti di KEK Kendal, KEK Gresik, dan KEK Galang Batang.
Selain investasi, kontribusi KEK terhadap ekspor juga terus meningkat. Data Dewan Nasional KEK mencatat nilai ekspor kumulatif sejak 2021 hingga 2025 telah mencapai Rp82 triliun, dengan tren yang konsisten naik tiap tahun.
"Hampir semua industri terjadi peningkatan cukup tinggi, data realisasi ekspor kita memang baru tercatat kemarin Rp82 triliun, namun trendnya terus meningkat dan ekspor terbesar masih dari beberapa industri manufaktur kita," katanya.
Ekspor terbesar berasal dari tiga KEK, yakni KEK Galang Batang yang memproduksi alumina, KEK Kendal yang mengekspor anoda untuk baterai, serta KEK Gresik yang menghasilkan tembaga.
Di KEK Galang Batang, berupa smelter alumina. Ini mengolah bauksit ke alumina. Ekspornya sudah lebih dari 2 juta ton per tahun.
“Kemudian KEK Kendal, ke depan KEK Kendal akan menjadi produsen katoda dan anoda terbesar di dunia. Jadi ekspornya sudah mulai dilakukan di tahun kemarin," tuturnya.
Kawasan Ekonomi Khusus Kendal menyimpan potensi besar dalam menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. KEK Kendal akan menjadi pusat baterai kendaraan listrik dunia.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK) Susiwijono Moegiarso dalam konferensi pers SEZs Investment Summit and Awards 2025, yang diadakan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pada Selasa (9/9/2025).
Sampai triwulan dua 2025 KEK Kendal realisasi investasi mencapai Rp90,12 triliun dan mampu menyerap 66 ribu tenaga kerja dan 128 industri.
Catatan yang ada menunjukkan, industri yang menempati KEK Kendal beragam sektor. Mulai dari industri furnitur sampai ke industri teknologi tinggi. Industri baterai kendaraan listrik menjadi yang paling besar di KEK Kendal.
Di KEK Kendal pula terdapat pabrik yang memproduksi anoda dan katoda, yang outputnya diminati oleh Amerika Serikat, termasuk pabrik EV tersohor, Tesla. ***
Related News

Siapkan KEK Sidoarjo, RI Kejar Target jadi Pusat Industri Halal Dunia

Reshuffle Menkeu; Prabowo Fokus Pemulihan Ekonomi Jangka Pendek

Menkeu Purbaya Yakin Pascareshuffle IHSG Kembali ke Jalur Hijau

Uang Primer (M0) Adjusted Tumbuh 7,3 Persen pada Agustus 2025

Harga Emas Antam Loncat Rp26.000 Per Gram, Efek Reshuffle?

Posisi Cadangan Devisa Akhir Agustus USD150,7 Miliar