EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup susut 0,19 persen menjadi 8.051. Saham sektor teknologi mencatat pelemahan terbesar, dan saham sektor infrastruktur melonjak signifikan. Koreksi saham-saham berkapitalisasi besar menjadi penopang indeks, masih berlanjut. 

Saham-saham tersebut mengalami profit taking karena telah menguat signifikan selama beberapa waktu terakhir ini. Indeks bursa Asia cenderung ditutup menguat. Tiongkok pada September 2025 kembali terjadi deflasi 0,3 persen YoY dari Agustus 2025 deflasi 0,4 persen YoY, lebih rendah dari estimasi 0,1 persen YoY. 

Deflasi itu, terutama akibat koreksi harga makanan. Investor Eropa menanti rilis GDP Inggris Agustus 2025 ditaksir tumbuh 0,1 persen MoM dari Juli 2025 di level 0 persen. Pemodal Amerika Serikat (AS), juga menunggu pidato beberapa gubernur The Fed. Secara teknikal, terjadi pelebaran negative slope MACD. 

Indikator Stochastic RSI bergerak di area pivot. Indeks masih berada di bawah level MA5 dan MA20. Meski demikian, indeks masih mampu ditutup di atas level psikologis 8.000. Indeks diprediksi masih berpotensi menguji level 8.000. Ada gap down level 7.855 akan ditutup dulu jika terjadi koreksi lanjutan.

Namun, selama indeks masih mampu ditutup di atas level 8.000. Oleh sebab itu, peluang rebound untuk indeks masih akan terbuka. Sepanjang perdagangan hari ini, Kamis, 16 Oktober 2025, indeks akan menjelajahi area support di level 7.855, dan posisi resistance di kisaran 8.150. 

Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor menjaring sejumlah saham berikut. Yaitu, Elang Mahkota alias Emtek (EMTK), Telkom Indonesia (TLKM), Aspirasi Hidup Indonesia (ACES), Aneka Tambang alias Antam (ANTM), dan Merdeka Battery Materials (MBMA). (*)