EmitenNews.com - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan sempat bingung atas kenekatan Susilo Wonowidjojo, pemilik Gudang Garam Group membiayai pembangunan Bandara Dhoho Kediri senilai Rp12 triliun. Inilah proyek percontohan pertama di Indonesia pembangunan dengan skema KPBU unsolicited. Menko LBP meresmikan penggunaan Bandara Kediri itu, Jumat (18/10/2024).

Pembangunan Bandara Dhoho Kediri, Jawa Timur dilaksanakan melalui pembiayaan swasta murni PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). 

"Bandara Dhoho Kediri menjadi proyek percontohan pertama di Indonesia dengan skema KPBU unsolicited. Inisiatif proyek datang dari pihak swasta dan didukung oleh pemerintah," ujar Luhut Binsar Pandjaitan seperti bisa dilihat  dalam tayangan kanal Youtube Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri.

Luhut awalnya mendapatkan laporan dari Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto bahwa Gudang Garam ingin membangun bandara di Kediri. LBP kemudian berkomunikasi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk menindaklanjuti keinginan dari Gudang Garam tersebut. 

"Saya minta waktu itu Pak Seto ngitung rencana itu. Sebenarnya nggak ada untungnya investasi ini, karena Rp12 triliun kira-kira, 4-5 tahun lalu," ucapnya. 

Menko Luhut mengaku sempat bingung mengapa Susilo Wonowidjojo yang merupakan pemilik Gudang Garam berkenan membenamkan modalnya sekitar Rp 12 triliun untuk pembangunan Bandara Dhoho Kediri. 

"Beberapa kali saya tanya, karena tugas pemerintah sebenarnya, tapi beliau insist untuk terus melakukan ini, akhirnya kita bantu, sama Pak Budi dibantu mengenai pengelolaan bandara udara ini," terangnya. 

Dalam penilaian Menko LBP, Bandara Dhoho Kediri yang bertaraf internasional memiliki kualitas bagus, bahkan lebih baik dari kebanyakan bandara di Indonesia. Secara tata letak geografis juga sudah tepat, karena di selatan Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur, belum ada bandara. 

"Sekarang, nanti tolnya jadi, Kertosono ke Surabaya kira-kira cuma 1 jam 20 menit, yang artinya itu sangat bagus. Dari sini bisa terbang ke mana-mana, haji, umrah, saya kira akan bisa diakomodasi, dan teman-teman yang tinggal di selatan Pulau Jawa, itu juga akan bisa mendapat fasilitas yang bagus karena tidak perlu ke Surabaya lagi," kata Luhut. 

Sementara itu, Presiden Direktur PT Surya Dhoho Investama, Istata Taswin Siddharta menambahkan, sejak soft launching pada 5 April 2024, Bandara Dhoho Kediri telah melayani lebih dari 20.000 penumpang dengan total 175 perjalanan. 

Dengan landasan pacu sepanjang 3.300 meter, dan lebar 45 meter, bandara ini dapat melayani pesawat jet wide body dan diharapkan segera melayani penerbangan internasional. 

"Saat ini kami tengah mempersiapkan rute umrah langsung dari Kediri ke Tanah Suci," katanya. ***