EmitenNews.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) memastikan sistem teknologi informasi alias information technology (IT) aman terkendali. Belum ada bukti data KAI mengalami kebocoran. Berdasar penelusuran secara saksama belum ditemukan kebocoran data.

Mengenai isu kebocoran data tersebut, KAI telah melakukan koordinasi dengan NatCSIRT pada Senin, 15 Januari 2024. Selanjutnya, dilakukan penelusuran bersama. ”Dan, untuk sementara belum ditemukan bukti kebocoran sistem IT KAI,” tutur Raden Agus Dwinanto Budiadji, Plt. Executive Vice President Corporate Secretary KAI. 

Saat ini, seluruh sistem operasional IT, pembelian tiket online KAI, dan layanan face recognition boarding gate seluruh stasiun berjalan dengan normal. Apalagi, KAI sudah mengimplementasikan Sistem Manajemen Keamanan Informasi berstandar internasional ISO 27001 tentang Standardisasi Manajemen Keamanan Informasi.  

Mengenai permintaan tebusan berupa Bitcoin, KAI telah melakukan koordinasi dengan sejumlah lembaga. Di antaranya, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan Unit Tindak Pidana Cyber Crime Polri dalam menangani ancaman tersebut. Untuk langkah lebih lanjut, KAI akan bekerja sama dengan pihak berwajib mengusut kasus tersebut. 

KAI berkomitmen tidak akan tunduk terhadap tindak kriminal pemerasan tersebut. KAI secara berkala terus meningkatkan keamanan siber demi kenyamanan para pelanggan untuk tetap menggunakan jasa transportasi massal kereta api yang nyaman, aman, dan tepat waktu.

Sekadar informasi, sebelumnya data KAI dikabarkan bocor karena serangan ransomware. Data bocor itu meliputi data pribadi karyawan, penumpang, hingga data lain mengenai perkeretaapian Indonesia. Peretas meminta pemerintah memberikan tebusan 11,69 bitcoin atau sekitar Rp7,7 miliar. (*)