EmitenNews.com -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan periode 28 Agustus - 1 September 2023 bergerak pada rentang harga 6.940 - 7.008 atau menguat sebesar +1,19% (wtd) dan ditutup pada level 6.977 atau menguat sebesar +0,35% (dtd) pada perdagangan hari jumat (1/09/2023) dibandingkan penutupan pada hari sebelumnya. Terdapat delapan sektor yang menjadi pendongkrak IHSG pada minggu ini, sementara tiga sektor lainnya mengalami penurunan. 


Dalam riset yang ditulis oleh Emil Fajikri dan Hendra Wardana dari stocknow.id dan diterima EmitenNews.com , disebutkab sektor Basic Materials menjadi kontributor terbesar dalam kenaikan level IHSG minggu ini sebesar +3,66%. Diikuti sektor Technology dan sektor Infrastructure yang menguat masing-masing sebesar +2,81% dan +2,93%. Selanjutnya, sektor Energy dan Industry yang menguat masing-masing +1,63% dan +0,79%. Lalu, ada sektor Healthcare naik hingga +0,85%. Serta, pada sektor Finance dan Property masing-masing menguat sebesar 0,31% dan 0,30% Disisi lain, ada sektor Transportation yang menjadi kontributor pemberat dalam pelemahan IHSG sebesar -5.97%. Diikuti sektor Cyclical dan Non-Cyclical yang masing-masing merosot sebesar 0,86% dan 0,20% Adapun, Total Volume transaksi yang diperdagangkan di bursa mencapai 117,721 miliar lembar saham dengan total nilai transaksi yang diperoleh sebesar Rp55,012 triliun.


Asing melakukan aksi jual atau Net Foreign Sell sebesar Rp1,5 triliun dengan saham-saham yang didistribusi antara lain BBCA -Rp704 M, BBRI -Rp606 M, dan TLKM -Rp298 M. Sementara itu, asing juga melakukan aksi akumulasi pada saham-saham berikut GOTO Rp149 M, BMRI Rp110 M, JSMR Rp101 M.


Selanjutnya saham-saham yang menjadi top losers by value pada perdagangan minggu lalu ada ASHA -54,64%, TFAS -48,33%, dan PACK -31,13%. Disisi lain, yang menjadi top gainers by value, yaitu NOBU +58,37%, HOKI +56,41%, dan WIDI +49,44%.


Pada perdagangan minggu lalu, Sentimen yang mempengaruhi pergerakan pasar Domestik diantaranya kenaikan harga minyak mentah sebesar 7,51% dalam satu minggu terakhir. Serta, Money Supply (M2) Indonesia meningkat secara persentase di 6,4% yang sebelumnya berada pada 6,1% (YoY) pada Juli 2023. Bank Indonesia merilis data inflasi tahunan indonesia di 3,27% yang sebelumnya berada pada 3,08% (YoY) pada Agustus 2023. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi meningkat akibat kenaikan harga bahan bakar, bahan pangan, dan tarif listrik. Bank Indonesia berusaha menjaga inflasi dalam kisaran target 3% ± 1% dengan menggunakan instrumen kebijakan moneter.


Dari sisi Regional, Pada minggu ini, beberapa data ekonomi penting dari China dan Jepang menunjukkan kondisi yang berbeda-beda. Retail Sales di Jepang meningkat di 6,8% dibandingkan sebelumnya pada 5,6% (YoY) pada Juli 2023. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga di Jepang pulih dari dampak pandemi Covid-19 dan kebijakan darurat. Foreign Bond Investment Japan, yang merupakan ukuran jumlah investasi asing dalam obligasi Jepang, meningkat 154,46% pada Agustus 2023. Yang sebelumnya sebesar ¥-275.2B naik menjadi ¥425.1B. Hal ini menunjukkan bahwa investor asing lebih tertarik untuk membeli obligasi Jepang yang menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi daripada obligasi negara lain. Caixin Manufacturing PMI China mengalami peningkatan di 51 yang sebelumnya berada pada 49,6 (MoM) pada Agustus 2023.


Kemudian, dari sentimen Global, Data ekonomi AS yang dirilis pada minggu ini menunjukkan beberapa sinyal yang beragam. House Price Index Amerika meningkat di 3,1% dari sebelumnya 2,9% (MoM) pada Juni 2023. Hal ini mengindikasikan bahwa harga rumah di amerika mengalami kenaikan harga yang akan berpengaruh terhadap perkembangan properti di Amerika. Unemployment Rate meningkat di 3,8% dari sebelumnya 3,5% (MoM) pada Agustus 2023. Hal ini pertanda bahwa persentase angka pengangguran di Amerika meningkat sebesar 0,3% yang mungkin akan berdampak kepada konsumsi rumah tangga di Amerika. Data Non Farm Payrolls di Amerika mengalami pertumbuhan, yang sebelumnya sebesar 157K menjadi 187K. Hal ini menjadi pertanda bahwa pasar tenaga kerja AS di sektor swasta dan pemerintahan (tidak termasuk pekerja pertanian, pekerja rumah tangga pribadi, pekerja lembaga nirlaba, dan militer yang sedang bertugas) meningkat yang akan berdampak terhadap inflasi dan konsumsi rumah tangga Amerika. GDP Growth Rate US mengalami peningkatan sebesar 0,1% atau sebelumnya sebesar 2,0% menjadi 2,1% (QoQ) pada Q2 2023. Hal ini menjadi sebuah sinyal bahwa perekonomian Amerika tetap tumbuh walaupun sangat kecil di tengah-tengah makro ekonomi sedang bergejolak.


Kami memproyeksikan IHSG akan bergerak dengan kecenderungan menguat terbatas dengan menguji Psikologis Resistancenya di level 7.000. Adapun sentimen yang mendorong penguatan IHSG pada hari ini ada beberapa hal, yaitu Presiden jokowi mengatakan akan memperkuat penyaluran terhadap produk beras kepada masyarakat pada awal september ini. Selanjutnya, sukuk ritel (SR019) resmi ditawarkan kepada masyarakat dengan tenor 5 (lima) tahun. Kinerja pertumbuhan industri pengolahan yang tumbuh sebesar 4,88% (yoy) pada triwulan II. Dari sisi teknikal, jika dilihat dari indikator Bollinger Band, IHSG telah menyentuh area Upper Band yang dikhawatirkan akan retracement menuju area Middle Band. Disisi lain, pergerakan arah candle masih berada di dalam garis support di level 6.820 dan resistance di level 7.000. Kenaikan harga Crude Oil yang signifikan dalam 1 minggu terakhir memicu industri minyak mentah, serta industri layar lebar indonesia yang semakin berkualitas juga perlu diperhatikan. Sektor Energy dan Infrastructures menarik untuk diamati pada minggu ini, seperti AKRA, SSMS, dan FILM.


Kami merekomendasikan swing saham MAPI pada harga 1975, dengan TP1 di 2050, TP2 di 2090, dan SL di 1935. Kemudian, masih dari rekomendasi Swing Trade, ada saham MIKA di harga 2890, dengan TP1 di 2960, TP2 di 3080, dan SL di 2830. Datang dari Fast Trade, ada saham ENRG di harga 262, dengan TP1 di 272, TP2 di 280, dan SL di 256.