EmitenNews.com - Atase Perdagangan RI di Kairo, M Syahran Bakti mengungkapkan Mesir adalah pasar yang besar bagi produk perikanan dan hasil laut Indonesia. Untuk itu pihaknya berharap ada kerja sama business to business (B2B) yang lebih luas antara pelaku usaha Indonesia dan Mesir untuk dapat mengambil peluang tersebut.


"Populasi Mesir yang mencapai 110 juta jiwa adalah peluang yang jangan sampai dilewatkan. Untuk itu, kami sangat mendorong keikutsertaan Indonesia pada pameran dagang produk makanan dan industri yang diselenggarakan secara berkala di Mesir," ujar Syahran, seperti dikutip dalam siaran pers Kementerian Perdagangan.


Dubes RI untuk Mesir, Lutfi Rauf, yang pertengahan Juni lalu melakukan kunjungan kerja ke pergudangan Fayomeifor Import & Export di Fashn, Bani Suef, Mesir, optimistis peluang akan ada dalam kondisi apa pun meski kondisi ekonomi global dan inflasi yang cukup menantang.


"KBRI Kairo berupaya menghilangkan hambatan-hambatan perdagangaan, salah satunya dengan mengaktifkan skema imbal dagang atau counter trade antarpelaku usaha kedua negara. Bisa juga dengan membantu para importir Mesir mencarikan pasar untuk produk ekspornya sehingga tercipta posisi tawar yang baik," jelas Lutfi.


Hadir dalam kesempatan itu Direktur Fayoumei Mahmoud Taha Fayoumei, Manajer Pemasaran Mostafa, dan akuntan Yahya. Dalam pertemuan, Mahmoud Fayomei menerangkan, pihaknya mengimpor produk makanan olahan halal dari Indonesia berupa ikan sarden kaleng dan tuna kaleng yang diproduksi CV Pasific Harvest Banyuwangi, bubuk kakao dari PT Internasional Niaga Globalindo Jakarta, kelapa parut atau dessicated coconut dari PT Royal Coconut Manado, dan mentega putih (shortening) dari PT Asian Agro (Apical Group). Fayomei menjadi agen resmi Afia International Co untuk Provinsi Bani Suef dan Provinsi Elmenia yang mengimpor minyak sawit refined palm oil dari Indonesia.


Mahmoud bercerita, pertama kali mengimpor dari luar negeri pada 2004 dengan hanya dua kontainer, hingga mencapai 400 kontainer pada 2022. Impornya beragam produk makanan olahan dari berbagai negara utama, yaitu Indonesia, Thailand, dan Vietnam.


Mahmoud menambahkan, agar kegiatan impornya tetap berlangsung, pihaknya juga mengekspor produk bawang putih dan bawang merah ke beberapa negara, termasuk mengekspor produk tuna kaleng dan sarden kaleng yang diimpor dari Indonesia ke beberapa negara tetangga Mesir.


Sementara itu, Dubes Lutfi menyambut positif impor produk halal Indonesia dimaksud, seperti minyak sawit dan turunannya, produk kelapa, dan produk bubuk kakao. Termasuk di dalamnya ikan sarden kaleng dan ikan tuna kaleng yang rata-rata bea masuknya cukup rendah, yaitu 5 persen ditambah bea pajak pertambahan nilai 14 persen.


KBRI Kairo juga mengunjungi ke pabrik Al Ryad (A2R) yang memproduksi biskuit dan makanan ringan yang menggunakan produk pendukung dari Indonesia, seperti bubuk kakao, pengganti lemak kakao (cocoa butter substitute/CBS), dan mentega putih.


Laporan Central Agency for Public Mobilization and Statistics (CAPMAS) menyebutkan, ekspor produk perikanan Indonesia ke Mesir mencapai USD1,63 juta pada Januari--Februari 2023 atau naik 600 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD233 ribu. Ekspor produk lemak kakao mencapai USD 1,46 juta atau naik 3.084 persen, bila dibandingkan dengan nilai ekspor periode yang sama pada 2022 sebesar USD 46 ribu. Adapun ekspor bubuk kakao mencapai USD964 ribu sementara produk minyak sawit dan turunannya mencapai USD80 juta.(*)