Riau Tanggap Darurat Karhutla, Terdapat 51 Tersangka Kebakaran

Ilustrasi upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Dok. Media Indonesia.
EmitenNews.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Riau menetapkan status tanggap darurat karhutla dengan kurun waktu 22 Juli sampai 4 Agustus 2025. Sepanjang Januari-Juli 2025 terdapat 51 tersangka dari 41 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang telah dilaporkan kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Wapres Gibran Rakabuming Raka bertolak ke Provinsi Riau, Senin (28/7/2025). Setelah mendarat di Lapangan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, Wapres menuju Posko Karhutla untuk mendapat laporan terkait penanganan karhutla di wilayah itu.
"Sudah dipaparkan ads 51 orang yang menjadi tersangka. Ke depan, penegakan hukum, monitoring, deteksi awal, itu penting sekali," kata Wapres saat memberikan keterangan pers di Pekanbaru, Riau, Senin.
Wapres menjelaskan bahwa penegakan hukum, monitoring dan deteksi awak titik api sangat penting untuk mengatasi persoalan karhutla yang kerap berulang. Gibran mengaku telah berkoordinasi dengan Gubernur Riau untuk penegakan hukum terhadap pelaku karhutla.
Kapolda Riau Irjen Pol. Herry Heryawan menjelaskan bahwa kejadian karhutla di Riau ini murni kesalahan manusia yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
"Jadi 51 tersangka ini merata. Kejadian pembakaran ini serentak mulai tanggal 18 Juli 2025. Ada upaya struktur dan sistematis," kata Kapolda.
Pembakaran hutan dan lahan dinilai menjadi modus agar perusahaan bisa menanam kelapa sawit kembali di lahan yang sudah dibakar.
"Ini sebenarnya modus saja. Karena sebaran yang terbakar dari kelapa sawit milik perusahaan itu, itu bersebaran semua. Modusnya itu tipu-tipu," kata Kapolda.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta satuan tugas desk penanganan Karhutla tetap siaga hingga Agustus 2025, seiring dengan masih berlangsungnya puncak musim kemarau di sejumlah wilayah.
Untuk Provinsi Riau, curah hujan pada 10 hari pertama Agustus diperkirakan sangat rendah, yakni 20–50 milimeter terutama di wilayah utara dan barat. Pada dasarian kedua dan ketiga, curah hujan diperkirakan meningkat hingga 150 milimeter per 10 hari.
Meski terjadi peningkatan curah hujan, indeks FFMC/Fine Fuel Moisture Code menunjukkan tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah masih tergolong sangat tinggi dan akan mulai signifikan pada 30 Juli 2025, lalu menurun setelah 3 Agustus 2025. ***
Related News

Cari Jurist Tan, Kejagung Buka Peluang Eks Stafsus Nadiem Masuk DPO

Lelang Frekuensi 1,4 GHz Dibuka, Internet Cepat dan Murah Kian Dekat

Kasus TPPU Zarof Ricar, Kejagung Cegah Dua Bos Sugar Group ke LN

KPK Ungkap Ridwan Kamil Samarkan Kendaraan Pakai Nama Ajudan

Wagub Rano Ungkap Tawuran di Jakarta ada yang Danai, Pakai Jadwal

Ibu Kota RI Masih DKI Jakarta, Prabowo Kasih Syarat Ini Pindah ke IKN